JABAR EKSPRES – Balai Bahasa Jawa Barat (Jabar) sebenarnya juga tidak tinggal diam terkait peran menjaga martabat Bahasa Indonesia di masyarakat. Pihaknya telah rajin melakukan pembinaan ke berbagai instansi hingga peran pengawasan.
Kepala Balai Bahasa Jabar Herawati mengungkapkan ada beberapa, sebab sejumlah masyarakat masih menggunakan bahasa yang dinilai belum tepat atau belum baik dan benar. Pertama bisa jadi karena memang belum tahu secara teoritis kaidah yang benar.
Berikutnya bisa dikarenakan faktor pembiasaan. “Masyarakat menganggap yang sudah lazim atau biasa didengar dan digunakan adalah benar,” cetusnya kepada Jabar Ekspres beberapa waktu lalu.
Menurut Herawati, fenomena tersebut sebenarnya juga bagian dari tanggung jawab Balai Bahasa. Untuk mengedukasi masyarakat terkait penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, Balai Bahasa juga telah memiliki beberapa program. Pertama adalah dengan pembinaan kepada lembaga. Utamanya lembaga pemerintah daerah, instansi pendidikan dan lembaga swasta berbadan hukum.
BACA JUGA: Instansi Pemerintah Investor Terbesar Perusak Bahasa Indonesia
Berikutnya adalah program pemantauan penggunaan bahasa di ruang publik. “Biasanya kalau ada temuan penggunaan bahasa yang kurang tepat, kami akan bersurat dan memberi masukan agar dibenahi,” katanya.
Cara lain untuk meningkatkan martabat Bahasa Indonesia adalah dengan gelaran Anugerah Kawistara. Sebuah ajang penghargaan kepada mitra yang telah ikut berupaya memartabatkan Bahasa Indonesia. Seperti yang dilakukan Senin (6/11). “Ini sudah sejak 2014 dan terus kami laksanakan. Ini sebagai bentuk apresiasi kepada mitra yang telah melakukan upaya nyata pemartabatan Bahasa Indonesia,” ucapnya kepada Jabar Ekspres, Senin, 6 November 2023.
Balai Bahasa Jabar memiliki tiga program prioritas. Yakni literasi kebahasaa dan kesastraan, pelindungan bahasa dan sastra dan internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Dalam upaya literasi kebahasaan dan kesastraan ada program Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Selama Januari 2021 hingga September 2023 tercatat sudah ada 38.568 orang perserta UKBI. Mereka terdiri dari beragam profesi. Mulai dari guru, dosen, mahasiswa hingga wartawan. Tetapi memang sebarannya belum merata.
BACA JUGA: Terkikisnya Bahasa Indonesia Diduga Ada Rencana Terstruktur Penjajahan Bahasa
Catatan UKBI pada 2022, peserta terbanyak adalah dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Baru kemudian guru dan ASN. Profesi seperti wartawan justru masih minim. Tercatat baru ada 1 orang.