JABAR EKSPRES – Serangan Israel ke Gaza telah menyebabkan lebih dari 10.000 warga Palestina terbunuh dalam 31 hari. Jumlah korban tewas ini termasuk 4.104 anak-anak, dengan banyak yang masih terperangkap di bawah reruntuhan dan pengepungan Israel yang membatasi akses terhadap barang-barang vital.
Banyak warga Palestina yang terjebak di bawah reruntuhan, namun tim penyelamat kesulitan mengangkat mayat-mayat tersebut karena kurangnya alat berat dan mesin.
Jumlah korban Palestina yang mengalami luka-luka juga meningkat menjadi 25.408 orang sejak 7 Oktober. Israel terus melakukan serangan, dengan 18 serangan dilakukan dalam beberapa jam terakhir dan menewaskan 252 orang.
Meskipun Israel bertujuan untuk menghancurkan kelompok pejuang palestina (Hamas), yang melakukan serangan balik ke Israel selatan pada 7 Oktober, kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dan mencapai titik kritis di bawah serangan bom yang terus-menerus.
Baca Juga: Pejuang Palestina Klaim 4.000 Tentara Israel Tewas
Akibat persediaan bahan bakar yang menipis, sebanyak 16 rumah sakit di Gaza terpaksa menghentikan operasinya. Jumlah korban yang terluka juga melampaui 25.000 orang.
Lebih dari 1,5 juta orang atau lebih dari separuh populasi Gaza telah mengungsi sebagai akibat dari serangan tersebut.
Meskipun seruan untuk menghentikan pertempuran semakin meningkat, baik Israel maupun Amerika Serikat menolak gencatan senjata.
Alasan yang diberikan adalah bahwa gencatan senjata akan memberikan waktu bagi Hamas untuk berkumpul kembali.
Amerika Serikat hanya mendukung jeda singkat dalam pertempuran untuk memungkinkan bantuan masuk ke Gaza, tetapi Israel tidak menunjukkan antusiasme yang besar terhadap ide ini.
Warga Palestina di Gaza merasa khawatir karena Israel terus meningkatkan operasi darat dan serangan udara. Mereka meminta tindakan dari para pemimpin dunia dan bertanya berapa banyak orang harus mati sebelum mereka bertindak.
Para pemimpin dunia menegaskan perlunya gencatan senjata, dan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung resolusi tersebut. Namun, tanggapan dari Israel dan Amerika Serikat hingga saat ini masih belum memuaskan.
Sumber: Aljazeera
Baca Juga: Iron Dome Israel Error dan Menyerang Kota Sendiri