Penjelasan Dinkes Bandung Soal Sebaran dan Gejala Penyakit Cacar Monyet

JABAR EKSPRES – Penyakit cacar monyet atau monkeypox menghantui Indonesia. Tercatat kasus tersebut sudah muncul di Ibu Kota Jakarta. Lantas ini menjadi sorotan berbagai pihak, tak terkecuali masyarakat di wilayah Jawa Barat (Jabar).

Adapun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, menyampaikan, hingga saat ini dikonfirmasi belum ada catatan kasus tersebut muncul di Bandung. Hal ini diungkapkan Kepala Dinkes Kota Bandung, Anhar Hadian.

“Di Bandung alhamdulillah, sampai saat ini belum ada satupun kasus (cacar monyet) yang teridentifikasi,” ungkap Anhar kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Waspada Penyakit di Musim Pancaroba, Begini Penjelasan Dinkes!

Kendati demikian, dirinya menyebut potensi penyebaran tetap ada. Terlebih jarak antara Jakarta dan Bandung cukup berdekatan. Masih bisa dihubungkan melalui lini transportasi.

“Kalau potensi penyebaran (cacar monyet) ke Kota Bandung, tentu saja tetap ada. Apalagi sarana transportasi Jakarta-Bandung, kan, sekarang sangat mudah,” sebutnya.

“Hanya barangkali sekarang yang harus kita cermati kan cara penularannya. Itu memang virus, tapi cara penularannya tidak melalui udara. Melainkan melalui kontak erat. Kontak fisik,” sambung Anhar.

Jadi, lanjutnya, apabila penderita monkeypox melakukan kontak fisik. Tentu bisa menularkan penyakit tersebut kepada orang sehat. Potensi penularan dapat dikatakan sangat besar.

BACA JUGA: Bertambah Lagi, Kasus Cacar Monyet Kini 15 Orang, Seluruhnya Laki-laki yang Tertular dari Perilaku Hubungan yang Beresiko

“Terjadi kontak erat itu potensi penularannya bisa terjadi. jadi potensi penularan Ya bisa. Bisa saja orang Bandung ada yang tertular kalau ada kontak erat dengan 12 penderita yang ada di Jakarta,” lanjut Anhar.

Lantas dirinya mengimbau masyarakat untuk secara berkala memeriksa kesahatan. Termasuk apabila sudah muncul gejala yang memiliki indikasi penyakit monkeypox. Anhar pun memberi penjelasan terkait gejala tersebut.

“Gejala awalnya, gejala standarnya kan biasa ya demam, pegal-pegal. Itu tidak jadi spesifik ya. Kalau kemudian sudah timbul bintik-bintik (disertai) juga cacar,” jelas Anhar.

“Kalau bintik DBD itu bintik bentolnya, ini lebih besar. Itu baru hati-hati. Dan itu biasanya penyebarannya relatif cepat. Tapi sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh,” pungkasnya. (zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan