BANDUNG, JABAR EKSPRES – Penanganan sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Hingga saat ini masalah tersebut belum juga terselesaikan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengungkapkan, kapasitas tempat pembuangan sementara (TPS) sampah, ada sekira 33 yang overload.
“Itu kalau dihitung itu 33.000 sampah yang belum terangkut. Dan ini yang sedang berprogres. Karena kami akan memanfaatkan sisa kuota,” ungkap Ema kepada wartawan, Selasa (24/10).
Dirinya menambahkan, ada yang lebih dari satu bulan, sampah-sampah tersebut belum diangkut. Hal ini berkaitan dengan jumlah ritase atau kuota pengangkutan yang masih kecil.
BACA JUGA: Lubang Sampah Organik di Tegalega Bandung Ditambah
“Makanya perilaku itu (kumpul, lalu buang sampah, red) harus segera berubah. Kemudian kita akan memprioritaskan sampah-sampah yang overload. TPS hanya untuk residu. Organik dan anorganiknya, ayo selesaikan,” ujar Ema.
Adapun dirinya mengakui, tumpukan sampah yang terjadi di sejumlah pasar tradisional masih jadi masalah. Oleh karenanya, ia mengajak pedagang untuk turut memilah sampah.
“Sampah pasar itu dominan. Warga pasar belum optimal memilah sampah. Apalagi mereduksi sampah, mereka itu inginnya membuang saja,” akunya.
“Ini yang segera dipaksa untuk edukasi, karena TPS itu tidak untuk organik dan anorganik, yang boleh itu hanya residu. Mereka harus belajar. Mau kapan lagi, ini harus bergerak,” imbuh Ema.
BACA JUGA: Pengelolaan Sampah Mandiri, Perumda Pasar Juara Dorong Percepatan Benchmark
Terlebih saat ini memasuki musim penghujan. Sehingga masyarakat diimbau untuk mengelola sampah jangan sampai terjadi banjir.
“Kalau itu terjadi tumpukan, jelas akan merusak estetika sehingga menimbulkan bau. Kalau bertumpuk di jalan itu akan menjadi potensi berserakan, kalau terbawa air hujan,” ucapnya.
Sementara, Ema menjelaskan, pada per 22 Oktober 2023, total sampah organik yang berhasil diolah sebesar 5,98 ton/hari. Sedangkan sampah anorganik sebesar 5,07 ton per hari.
Dirinci bahwa sampah residu yang berhasil diolah sebanyak 0,69 ton/hari. Sehingga jika ditotalkan, sekitar 11,74 ton sampah per hari berhasil diolah.
“Meski belum signifikan, namun kami melihat ada progres,” pungkasnya.