JABAR EKSPRES – Konflik antara Palestina dan Israel, yang telah berlangsung selama puluhan tahun, masih menjadi sorotan dunia setelah serangkaian peristiwa baru-baru ini. Perang Arab-Israel pada tahun 1948 menjadi pemicu awal, memulai konflik berdarah yang terus berlanjut hingga hari ini.
Sejarah konflik ini mencakup periode mandat Inggris di Palestina, yang diperkenalkan setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman pasca Perang Dunia I. Meskipun sebagian besar penduduk Palestina menentang mandat ini, Inggris memegang kendali atas wilayah tersebut, dan pada 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan rencana pembagian wilayah menjadi negara Yahudi dan Arab.
Baca Juga: Melawan Bersama dengan Dukungan Global di Hari Kanker Payudara Sedunia
Namun, rencana pembagian ini ditolak oleh sebagian besar negara Arab dan pemimpin Palestina. Pada 1948, setelah Inggris mundur, David Ben Gurion mengumumkan pembentukan negara Israel. Keputusan ini memicu perang Arab-Israel pertama, yang berakhir dengan kemenangan Israel dan perubahan signifikan dalam peta politik wilayah tersebut.
Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Israel menguasai wilayah lebih luas, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Upaya damai melalui Perjanjian Oslo pada tahun 1993 membawa pembentukan pemerintahan otonomi Palestina di beberapa bagian Tepi Barat. Meskipun kesepakatan ini mengurangi ketegangan, konflik inti masih jauh dari penyelesaian.
Baca Juga: Serangan Bom Israel ke RS di Gaza Bikin Geram, Indonesia Desak DK PBB untuk Segera Ambil Tindakan
Tantangan terbaru muncul pada Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan roket terhadap Israel, menandai eskalasi baru dalam ketegangan antara kedua belah pihak. Meskipun upaya perdamaian telah dilakukan sejak 2014, pembangunan pemukiman Yahudi dan ketidaksetujuan fundamental antara pihak-pihak terus menjadi hambatan.
Konflik antara Israel dan Palestina diyakini akan berlanjut hingga solusi politik yang komprehensif dan adil dapat ditemukan. Tantangan terbesar adalah mencapai pengakuan kedaulatan wilayah dan kemerdekaan Palestina, sementara Israel terus mengokupansi wilayah Palestina. Dunia menantikan langkah-langkah konstruktif untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut banyak korban selama bertahun-tahun.