JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) menyebut kasus keracunan masal yang terjadi di dua daerah yakni di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih dalam tahap uji lab di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiana Dewi mengatakan dua kejadian keracunan masal ini diduga akibat adanya bakteri atau virus yang terkandung dalam makanan.
“Karena, kalau misalnya penyebabnya oleh zat yang mengandung racun, itu gejalanya tidak akan seperti itu. Tapi kalau misalnya kita secara bersama-sama terjadi diare, mual, muntah, dan lain sebagainya, itu biasanya berhubungannya sama bakteri sehingga menyebabkan Infeksi di saluran pencernaan,” katanya dapat ditemui di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (17/10).
BACA JUGA: Sinegritas Jadi Kunci Pengembangan, Camat Rancaekek Minta Kades Baru Jangan Sombong!
Terlebih, disaat musim kemarau seperti ini, menurutnya penyebaran bakteri kepada makanan lebih cepat terjadi.
“Sesuai prediksi, karena di musim kemarau ini bakteri di saluran pencernaan itu terjadi karena orang yang sakit lalu BAB (Buang Air Besar) sembarang, jadi yang harunya ke septic tank, ini tidak. Sehingga terbawa angin partikel-partikel bakterinya. Jad kebanyakan itu terjadi ketika (makanan) penyimpanannya kurang baik, seperti tidak ditutup, atu kita mau makan tidak cuci tangan terlebih dahulu,” ucapnya.
Sehingga dengan adanya hal itu, Vini mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan khususnya di musim kemarau saat ini.
“Musim kemarau ini selain rawan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan),0juga rawan Infeksi saluran pencernaan karena kemudahan bakteri-bakteri untuk hinggap di makanan terutama yang tidak tertutup,” imbuhnya.
Diketahui, dua kasus keracunan masal di Jabar terjadi dalam waktu berdekatan di Bulan Oktober 2023. Untuk kasus pertama sebanyak 41 orang di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut harus dibawa ke rumah sakit akibat mengalami mual dan muntah setelah usai diduga mengonsumsi jajanan pasar berbentuk Sate Jebred, pada tanggal 8 Oktober 2023 kemarin.
Sementara di Tanggal 11 Oktober 2023, 20 siswa sekolah dasar di SDN 1 Cimerang dan 2 Ciampel, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, KBB mengalami gejala serupa setelah diduga mengonsumsi susu fermentasi berupa yoghurt.