Salib, yang pada awalnya mewakili doktrin penebusan dosa pertama dan berakar dari Qabbalah, digunakan sebagai kedok oleh orang-orang Yahudi untuk menyembunyikan niat sebenarnya.
BACA JUGA : Muslimah Wajib Tau Doa Ketika Bercermin untuk Menumbuhkan Inner Beauty
Bahaa Al Amir juga menekankan bahwa Perang Salib pertama di Timur Tengah diorganisir oleh keluarga besar Yahudi yang memanipulasi situasi hingga pecah perang. Mereka juga memainkan peran besar dalam membangun opini publik dan memobilisasi massa.
Keluarga-keluarga ini memperluas aktivitas komersial mereka sejak Perang Salib Pertama, mengingat posisi penting mereka dalam keuangan dan perdagangan. Sebagai hasilnya, kolonisasi negara-negara Muslim menjadi penting bagi mereka. Orang-orang Yahudi juga memanfaatkan kendali Barat atas wilayah ini untuk memperluas kekuasaan dan mengamankan kapal-kapal komersial mereka.
Buku ‘The Jewish Question’ (1950) karya Abram Leon, seorang Zionis, membahas peran mediasi komersial orang Yahudi sebagai mediator utama antara Timur dan Barat sejak abad ke-8 Masehi. Sejarawan Wall Durant juga mengakui hal ini dalam bukunya ‘The Story of Civilization’, menyatakan bahwa Turki dianggap telah menganiaya para peziarah Eropa setelah merebut Yerusalem pada tahun 1070 M, meskipun tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut