Presiden Jokowi Belum Sampaikan Nama Capres di Rakernas Projo, Kodenya Tokoh yang Tidak Hadir

JABAR EKSPRES – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam Rakernas VI Projo di Senayan, Jakarta, Sabtu (14/10). Presiden yang juga sebagai Dewan Pembina Projo itu belum memberikan arahan secara spesifik nama Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang akan didukung dalam Pilpres 2024 nanti.

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta kepada para relawan untuk bersabar terkait pertanyaan siapa capres yang akan didukung. “Saya sudah sampaikan ojo grusa-grusu, kedua ojo kesusu, dan ketiga jangan tergesa-gesa,” katanya dalam sambutan rakernas tersebut.

BACA JUGA: Kunjungi Bandung, Kaesang Berhasil Buat 300 Pemuda “Login” PSI

Jokowi juga kembali menegaskan kepada para relawan bahwa arah dukungan akan disampaikan pada waktunya. “Nanti sabar dulu. Nanti akan tiba waktunya,” sambungnya.

Di hadapan para relawan, Jokowi juga meminta agar tidak ada yang mendesak dirinya untuk menyampaikan nama siapa yang bakal didukung dalam pilpres pada 2024 nanti. Namun ia sempat memberikan kode bahwa tokoh yang bakal didukung itu tidak hadir dalam rakernas tersebut. “Jangan mendesak-desak hari ini untuk ngomong siapa. Orangnya juga tidak ada disini,” ucapnya.

Dalam Rakernas Projo itu, memang nampak hadir sejumlah tokoh politik tanah air. Mereka di antaranya para ketua Partai Politik seperti Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono, Yusril Ihza Mahendra, hingga Anis Mata. Namun, dalam kesempatan itu tidak nampak hadir Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Termasuk Ganjar Pranowo juga tidak hadir.

BACA JUGA: Berdayakan UMKM, Ribuan Buruh Serbu Ganjar Buruh Goes to Pabrik di Subang

Dalam sambutannya, Jokowi sempat menyampaikan sejumlah kriteria pemimpin yang dibutuhkan untuk memimpin Bangsa Indonesia yang akan datang. Yakni sosok pemimpin yang punya nyali untuk menghadapi tekanan negara besar. Di samping itu, rakyat juga butuh pemimpin yang tidak banyak bicara tapi bayak kerja.

Hal itu bukan tanpa alasan, karena tantangan yang akan dihadapi Bangsa Indonesia makin besar. Mulai dari krisis pangan, perang, hingga perubahan iklim. (son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan