Prancis Tolak Demo Pro-Palestina dengan Tindakan Gas Air Mata

JABAR EKSPRES – Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, mengumumkan larangan segala bentuk demonstrasi yang mendukung Palestina dalam tengah peperangan antara Israel dan Hamas. Dalam pernyataan resminya pada Kamis (12/10), Darmanin menegaskan bahwa para demonstran tersebut “menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum.”

Meskipun larangan ini diterapkan, ratusan demonstran pro-Palestina tetap berkumpul di pusat kota Paris pada hari Kamis. Polisi pun terpaksa menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa yang, meski dilarang, tetap menyuarakan dukungan mereka terhadap Palestina.

Baca Juga: Hari Bahasa Inggris Sedunia, Merayakan Bahasa Global

Dalam aksi protes ini, terdengar teriakan keras seperti “Israel Pembunuh” dan “Kaki Tangan Macron.” Charlotte Vautie, seorang pendukung Palestina berusia 29 tahun, menegaskan bahwa larangan tersebut tidak adil, “Kita hidup di negara hukum sipil, negara di mana kita punya hak untuk mengambil sikap dan berdemonstrasi.”

Sementara itu, pemerintahan Presiden Emmanuel Macron secara gamblang menyatakan dukungan terhadap Israel dan mengutuk serangan yang dilakukan oleh Hamas. Macron bahkan menyebut gempuran Hamas sebagai “serangan teroris” dan melalui akun Twitternya menyatakan, “Prancis berdiri dalam solidaritas terhadap Israel dan warganya, berkomitmen membantu keamanan dan hak mereka untuk mempertahankan diri.”

Baca Juga: Konflik Israel dan Hamas Merambah, Korban Jiwa Tembus 2.327 Orang

Peningkatan ketegangan ini juga menciptakan lonjakan kasus antisemit di Prancis, mencapai lebih dari 100 kasus sejak pecahnya perang enam hari yang lalu. Lebih dari 20 orang telah ditangkap oleh polisi terkait dengan kasus antisemit, termasuk pelecehan terhadap anak-anak Yahudi di sekolah oleh sesama siswa.

Prancis, dengan komunitas Yahudi terbesar di Eropa sekitar 500 ribu orang, dan komunitas Muslim terbesar sekitar lima juta orang, kini menjadi saksi dari ketegangan yang semakin memanas di tengah konflik di Timur Tengah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan