JABAR EKSPRES – Israel diguncang oleh serangan intensif dari pasukan militan Palestina, Hamas, dalam serangkaian serangan laut, udara, dan darat. Serangan ini menimbulkan kengerian di seluruh negeri, dengan ratusan warga Israel tewas dan lebih dari 100 lainnya disandera oleh Hamas, kemudian dibawa ke Gaza.
Mantan Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad, Efrain Halevy, mengakui bahwa negaranya “kecolongan” oleh serangan mendadak Hamas. “Kami tidak mendapat peringatan apa pun, dan sungguh mengejutkan bahwa perang pecah hari ini,” ujar Halevy kepada CNN.
Halevy menyoroti skala serangan roket oleh militan Palestina yang mencapai tingkat “belum pernah terjadi sebelumnya.” Ia bahkan menyebut ini sebagai kali pertama pasukan Gaza berhasil menembus wilayah Israel secara signifikan, menguasai desa-desa di sana. Keberhasilan ini dianggap luar biasa karena Gaza, yang diawasi ketat oleh militer Israel, jarang diinfiltrasi oleh militan Palestina.
Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Pecah Lagi! Ini Kata Erdogan
Gaza, sebagai salah satu tempat terpadat di dunia dengan nyaris dua juta penduduk dalam kondisi berdesakan, diperintah oleh Hamas. Wilayah ini terputus dari dunia luar sejak tahun 2007 karena blokade ketat Israel terhadap darat, udara, dan laut Gaza.
Jonathan Panikoff, Wakil Pejabat Intelijen Nasional Amerika Serikat untuk Timur Tengah, menyebut serangan ini sebagai kegagalan intelijen. “Ini adalah kegagalan intelijen, tidak mungkin terjadi sebaliknya. Ini adalah kegagalan keamanan, merusak hal yang selama ini dianggap sebagai pendekatan berlapis yang agresif,” ujar Panikoff kepada Reuters.
Dalam serangan tersebut, lebih dari 250 warga Israel dilaporkan tewas dan 1.500 lainnya terluka. Militer Israel juga mengalami kerugian besar, dengan puluhan anggota mereka menjadi sandera di Gaza. Situasi ini menciptakan kejutan besar bagi warga Israel, yang harus menghadapi mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan akibat serangan Hamas.