JABAR EKSPRES – Minimnya minat warga untuk bekerja sebagai pencetak batu bata merah di Lio Sumedang, tengah menjadi hambatan klasik dalam proses produksi bata merah, Kamis 5 Oktober 2023.
Hal itu diungkapkan oleh seorang pekerja di Lio Sumedang, Engkos Koswara (56), yang mengatakan bahwa para pekerja yang khusus bertugas mencetak kini sudah sulit ditemui.
“Yang nyetak itu perempuan biasanya, mereka terdiri dari 2 orang paling kalau di sini. Saya yang menyiapkan bahan untuk proses pencetakan,” katanya kepada Jabar Ekspres di lokasi.
Sebuah pabrik Lio bata merah yang berlokasi di Dusun Kubang Alun-alun, RT 02 RW 03, Desa Trunamanggala, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, diketahui hanya mampu menyelesaikan bata sebanyak maksimal 15.000 buah per bulan.
Engkos sendiri mengaku, mulai bekerja di pabrik tersebut sejak sekitar 3 tahun ke belakang. Ia bertugas untuk menyiapkan bahan sebelum masuk ke proses pencetakan.
BACA JUGA: Pj Bupati Sumedang: Membangun Desa Itu Tidak Melulu Soal Uang!
“Kalau saya menyiapkan bahan, mulai dari mengumpulkan tanah, menyaring, mengaduk dan menakar komposisi bahan hingga siap cetak,” ujarnya.
Selanjutnya, yakni pencetakan hingga proses penjemuran dilakukan oleh petugas lainya.
Engkos menuturkan, bahwa beberapa orang pencetak di lokasinya tersebut harus menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh pencetak, sebab selain minim peminat, pencetak yang biasanya bekerja tidak hanya di satu pabrik saja.
“Jadi pencetaknya itu kadang hari ini nyetak bata di lokasi mana, hari besok ke mana. Gitu, jadi kadang kita juga menunggu giliran saja,” tuturnya.
Engkos pun tidak bisa berharap lebih atas fenomena kerjaan dipabriknya, dirinya hanya bekerja dan menjalani tugasnya untuk dapat menyambung hidup.
Namun demikian, Engkos bersyukur, pasalnya peminat bata merah hingga saat ini nyatanya masih banyak.
“Orang yang mau bangung rumah itu kan macam-macam, alhamdulilah peminat bata merah ini tidak kalah saing dengan produk terkini seperti hebel dan lainnya,” pungkas Engkos. (Mg11)
BACA JUGA: Pj Gubernur Jabar Sebut Tingginya Harga Beras di Pasaran Akibat Kekeringan