JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) akan melakukan rapat koordinasi sebagai tindak lanjut dari kasus keracunan masal.
Sebagaimana diketahui, keracunan masal usai mengonsumi jajan SD berbentuk cireng mini (cimin) pada beberapa waktu lalu ini menewaskan satu orang dari 32 korban di Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
BACA JUGA: Sidang Suap Bandung Smart City Bergulir, JPU KPK Cecar Plh Sekretaris Dishub Kota Bandung
“Karena kemarin (kasus keracunan masal) kejadiannya di sekolah, maka kami akan segera mengadakan rapat koordinasi terkait dengan penguatan peran UKS (unit kesehatan sekolah),” ujar Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiana Dewi saat dikonfirmasi, Kamis (5/10).
Vini mengatakan, selain penguatan terhadap peran UKS, rapat koordinasi juga akan dilakukan sebagai bentuk bahan evaluasi pelaksana kegiatan terutama dalam penyedia olahan makanan.
“Jadi yang pertama kita rencananya akan evaluasi untuk pelaksana kegiatan terutama yang menyangkut keselamatan dalam pengolahan makanan. Kemudian yang kedua, kita juga akan lakukan penguatan pengolahan makanan. Karena kemarin sempat tertunda seperti SPP PIRT-nya (sertifikat produksi pangan industri rumah tangga) ada atau enggak,” ungkapnya
Vini berharap kasus-kasus keracunan masal di Jawa Barat khususnya dapat segera diantisipasi.
“Itu mungkin yang akan kita giatkan kembali termasuk kepada pengolah-pengolah makanan baik itu yang sudah terdaftar (sertifikat) maupun yang tidak terdaftar,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 32 siswa SDN 3 Jati, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus mendapatkan penanganan medis usai diduga mengalami gejala keracunan makanan.
Mereka mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi jajanan aci mini (cimin) yang mereka dapat dari pedagang di sekitar SD Negeri 3 Jati, pada Selasa (26/9/2203).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat mencatat, jumlah siswa yang mengalami keracunan sebanyak 32 orang, dengan rincian 11 rawat jalan, 14 dirawat di Puskesmas Saguling, 3 anak dirawat di Rumah Sakit Kartini, Klinik Asyyida 1, 1 dirawat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK), dan 1 siswa meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dustira.
“Sampai pagi ini jumlahnya terus bertambah. Di Puskesmas yang dirawat 14 anak dan 11 rawat jalan, sementara yang lain dirujuk ke rumah sakit. Totalnya ada 32 anak,” kata Kepala Puskesmas Burhan saat ditemui, Kamis (28/9).