Skandal Diplomatik: Rusia Dituduh Campur Tangan dalam Kemenangan Pro-Putin di Pemilu Slovakia

JABAR EKSPRES – Kementerian Luar Negeri Slovakia mengeluarkan tuduhan serius terhadap Rusia atas dugaan campur tangan dalam memenangkan tokoh pro-Putin, Robert Fico, dalam pemilihan umum negara anggota NATO. Fico, yang dianggap pro-Kremlin, berhasil meraih kemenangan dalam pemilu Slovakia sebelumnya.

Partai yang dipimpin oleh Fico, Smer-SD, berhasil memimpin dengan perolehan suara 23 persen, sementara Partai Progresif Slovakia berada di posisi kedua dengan 18 persen suara.

Menurut Kementerian Luar Negeri Slovakia, campur tangan Rusia dalam proses pemilu tersebut diduga bertujuan agar negara anggota NATO itu tidak memberikan dukungan terhadap Ukraina. “Kami menilai penyebaran informasi yang disengaja sebagai campur tangan Federasi Rusia dalam proses pemilu di Republik Slovakia tidak dapat diterima,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Slovakia.

Baca Juga: Indonesia Pimpin KTT AIS di Bali pada 11 Oktober, Simak Daftar Pemimpin yang Hadir!

Pihak berwenang Slovakia telah memanggil pejabat Kedutaan Besar Rusia dan menuntut agar Moskow menghentikan aktivitas penyebaran informasi yang merugikan di negara tersebut.

Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut dengan tegas. “Kami tidak campur tangan dalam urusan domestik negara lain dan tidak terlibat dalam pergantian rezim,” demikian pernyataan resmi dari pemerintah Rusia.

Robert Fico, yang sebelumnya berjanji untuk tidak mengirimkan bantuan apapun ke Ukraina jika terpilih sebagai Perdana Menteri Slovakia, juga menyatakan niatnya untuk bekerja lebih erat dengan Rusia.

Baca Juga: Kandidat Presiden Argentina Bentrok Saat Debat Masalah Ekonomi

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa mereka terus menjalin kontak dengan pemerintah Slovakia terkait tuduhan campur tangan Rusia. “Amerika Serikat tidak bersikap memihak dalam urusan pemilihan umum negara lain dan akan terus bekerja sama dengan pemerintahan yang dipilih oleh rakyat Slovakia,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mathhew Miller.

Zuzana Caputova, pemimpin partai liberal Slovakia, mengajak Fico untuk membentuk pemerintahan yang inklusif sebagai bentuk penghormatan terhadap proses pemilihan yang demokratis. “Saya paham bahwa hasil pemilu ini menimbulkan kekhawatiran banyak orang,” kata Caputova.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan