Demi Kuatkan Partisipasi Pengawasan, Bawaslu Gandeng Forum Warga Jatinangor

JABAR EKSPRES – Demi memperkuat partisipan jaringan Pengawasan Pemilihan Umum tahun 2024 mendatang, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menggelar sosialisasi Pengawasan Pemilu partisipatif bersama Forum Warga Jatinangor, Selasa 3 Oktober 2023, siang.

Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat didampingi Anggota Bawaslu Provinsi Jabar dan Bawaslu Kabupaten Sumedang, Luli Rusli mengatakan kegiatan yang dilakukanya bersama forum warga Jatinangor, itu tak lain ialah mengajak seluruh pihak untuk terlibat dalam pengawasan pemilu nanti.

“Seperti yang dilaksanakan di Saung Budaya Sumedang (Sabusu) yang berlokasi di wilayah Jatinangor, bersama forum yang di dalamnya ada pelaku seni, seniman, pemilih pemula dan mahasiswa,” ujarnya kepada JabarEkspres.com usai acara, di kantor Bawaslu Sumedang, malam.

“Kebetulan waktu diskusi dengan teman-teman seniman di Jatinangor nyambung. Nah kemudian mereka menyambut baik, akhirnya kita bikin kolaborasi kerja bareng. Sehingga dalam kontek ini kalau pertanyaannya Siapa yang menginisiasi kegiatan ini yakni dua titik, Bawaslu dan pelaku seni,” lanjutnya.

Baca juga: Enggan Timbul Kericuhan, Kecamatan Rancaekek Bandung Lakukan Deklarasi Damai Pilkades Serentak

Sehingga, kata Lolly, momentumnya pas akhirnya digelar di sana. Selain sosialisasi, ada penampilan karinding, menari, dan kesenian lainnya.

Sosialisasi terhadap masyarakat patut dilakukan tentunya harus memperhatikan berbagai kalangan.

“Tentu beda setiap kalangan berbeda karakteristiknya, maka pendekatannya juga harus berbeda dengan teman-teman berkesenian. Teman-teman seniman enggak mungkin dengan cara-cara yang tidak dekat dengan mereka. Maka kami bisa masuk melalui cara-cara yang memang menjadi bagian dari teman-teman seniman,” tambahnya.

Lolly menilai bahwa para seniman yang tergabung di dalam forum tersebut, sangatlah kritis. Sehingga, dia merasa bahwa giat yang digelarnya cukup padat dan nyambung tentunya.

“Teman-teman seniman itu orang-orang yang sangat kritis, peduli terhadap nasib bangsa. Sehingga kemudian yang terjadi adalah diskusi dengan bahasa-bahasa yang sederhana, bebas, dan santai. Artinya dalam kontek ini bahwa Bawaslu selalu berupaya melakukan pendekatanya berbeda dan tergantung pada segmen,” tuturnya.

Seperti halnya, sosialisasi ke pelajar akan berbeda dengan pelaku seni. Namun akan sama dengan komunitas akademik dan mahasiswa yang banyak dikemas ke dalam seminar dan tanya jawab.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan