Kemuliaan Seorang Pemaaf, Dipuji Rosulullah Hingga Ditinggikan Derajatnya

JABAR EKSPRES – Memiliki sifat pemaaf, ternyata bisa membuat seseorang menjadi mulia. Hal ini karena seseorang yang bisa memaafkan orang lain yang sudah menyakiti hatinya dan memilih untuk tidak membalasnya meskipun bisa, akan mendapat kemuliaan di sisi Allah.

Kemuliaan bagi seorang pemaaf diperoleh karena kesabarannya. Mengingat memaafkan adalah amalan yang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Yakni bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya.

Gangguan yang dimaksud bentuknya bisa bermacam-macam, bisa berupa cercaan, pukulan, perampasan hak, penghinaan, penghianatan dan sebagainya, dimana semuanya membuatnya sakit hati terhadap orang tersebut.

Orang yang bisa melakukan hal tersebut disebut dengan pemaaf, yakni orang yang bisa dengan ikhlas menerima sakit hatinya dan memaafkan orang yang sudah menyakitinya.

Baca juga : 9 Tips Memaafkan Diri Sendiri yang Viral di TikTok

Karena beratnya amalan ini membuat seorang pemaaf bahkan mendapat pujian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini diketahui dalam salah satu hadits, tepatnya saat beliau memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim,

وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ

“Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud, no. 4084; Tirmidzi, no. 2722)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin membuatnya mulia. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Sahabat yang mulia, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

“Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini”.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan