JABAR EKSPRES- Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni, dalam karyanya Nashaihul Ibad, menguraikan ucapan Nabi Muhammad SAW mengenai pahala bagi orang yang bersabar di tengah musibah atau menerima qada dan qadar.
Nabi menyampaikan bahwa saat kiamat tiba, timbangan amal akan digunakan. Orang-orang yang tekun dalam sholat akan mendapatkan pahala sesuai dengan pengukuran timbangan. Demikian pula bagi orang-orang yang berpuasa.
Namun, ada kelompok orang yang selama hidupnya dihadapkan pada musibah. Bagi mereka, tidak ada pengukuran timbangan amal atau pencatatan perbuatan mereka. Sebaliknya, mereka akan diberikan pahala tanpa batas.
Oleh karena itu, orang-orang yang hidup dalam kemakmuran dan kenyamanan di dunia akan berharap untuk memperoleh posisi serupa dengan mereka yang mengalami musibah, karena limpahan pahala dari Allah SWT.
BACA JUGA : Shalat Istisqa Minta Hujan Saat Kemarau Panjang, Begini Bacaan Niat dan Tata Caranya
Al-Quran juga mengingatkan Nabi Muhammad SAW dan umat Muslim tentang kesabaran Nabi Ismail, Idris, dan Zulkifli. Kesan kesabaran dan kesalehan tiga Nabi ini menjadi teladan. Surat Al-Anbiya Ayat 85 dan tafsirnya menjelaskan hal ini.
Isma’il, Idris, dan Zulkifli, semuanya termasuk orang-orang yang sabar. (QS Al-Anbiya: 85)
Penjelasan Tafsir Kementerian Agama menegaskan bahwa Allah memberi peringatan kepada Rasulullah SAW dan umat Muslim tentang kisah kesabaran Nabi Ismail, Idris, dan Zulkifli, yang semuanya sabar menghadapi musibah yang mereka alami masing-masing. Berkat kesabaran dan kesalehan mereka, Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka.
Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim, menunjukkan kesabarannya saat akan disembelih atas perintah Allah. Dia juga bersabar tinggal di Makkah, di tengah-tengah gurun yang tandus. Kemudian, dengan sabar, ia membantu membangun Kabah bersama ayahnya.
BACA JUGA : Hukum Merayakan Maulid Nabi dalam Islam dari Perspektif Agama dan Budaya
Nabi Idris juga terkenal sebagai sosok yang saleh dan sabar. Dia adalah Rasul setelah Nabi Syis dan Nabi Adam. Banyak meyakini bahwa Nabi Idris adalah orang pertama yang mengenal seni menjahit dan memakai pakaian yang dijahit, berbeda dari sebelumnya yang hanya memakai kulit binatang.