JABAR EKSPRES – Dalam sebuah serangan militer yang tegas yang didukung oleh milisi lokal, Tentara Nasional Somalia baru-baru ini melakukan operasi yang sangat sukses di provinsi Mudug di bagian utara-tengah.
Laporan-laporan mengindikasikan bahwa pasukan tangguh yang terdiri dari tidak kurang dari 70 militan Al Shabab menemui ajalnya dalam misi yang dilaksanakan dengan cermat ini.
Serangan yang disinkronkan terjadi di kota Aad pada hari Minggu lalu, di mana tempat persembunyian rahasia dan titik-titik pertemuan Al Shabab menjadi fokus utama.
Operasi ini telah merenggut nyawa beberapa petinggi organisasi teroris tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Wakil Menteri Informasi Somalia Abdirahman Yusuf Al Adala dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media lokal.
BACA JUGA: Gencarkan Kembali Serangan ke Tepi Barat, Pasukan Israel Tembak Mati Dua Orang Palestina
Kementerian Pertahanan Somalia, dalam sebuah pernyataan menegaskan keberhasilan operasi tersebut.
Ia juga menyoroti bahwa upaya militer baru-baru ini di wilayah Mudug dan Galgaduud telah menyebabkan kemunduran besar bagi Khawarij, sebuah istilah yang digunakan oleh pemerintah Somalia untuk merujuk pada faksi ekstremis yang berafiliasi dengan Al Qaeda, Al Shabab.
Operasi penting ini terjadi hanya beberapa jam setelah insiden tragis di mana sebuah bom truk meledak di sebuah pos pemeriksaan tentara di pusat kota Beledweyne.
Insiden ini mengakibatkan hilangnya lebih dari 18 nyawa, termasuk 10 personel keamanan, dan menyebabkan luka-luka pada lebih dari 40 orang.
Sebelum kejadian ini, sebuah serangan udara dilakukan di Elbur, sebuah kota yang berada di bawah kendali Al Shabab.
Serangan yang ditargetkan ini menghantam jantung organisasi militan tersebut, menewaskan para pemimpin utama Al Shabab, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Somalia.
Kelompok Al Shabab
Al Shabab adalah kelompok militan Islamis Sunni yang beroperasi di Somalia dan bagian lain di Afrika Timur.
Kelompok ini terlibat dalam Perang Saudara Somalia yang sedang berlangsung dan telah berperang melawan pemerintah Somalia dan Misi Uni Afrika di Somalia (AMISOM) selama lebih dari satu dekade.
