JABAR EKSPRES – Para pejabat militer AS semakin khawatir dengan prospek kolaborasi antara Rusia dan Iran di Timur Tengah, dengan fokus khusus pada kemajuan dalam teknologi pesawat tak berawak dan operasi udara.
Khususnya, Iran telah menyediakan drone yang dilengkapi bom kepada Rusia, sebuah kemampuan yang secara aktif digunakan Moskow dalam operasinya melawan Ukraina di tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung.
“Saya prihatin dengan hubungan yang berkembang antara Rusia dan Iran dan pesawat tak berawak yang dipasok ke Rusia,” ujar Letnan Jenderal Alexus Grynkewich kepada jurnalis dalam konferensi pers di Kedutaan Besar AS di Abu Dhabi, 21 September 2023.
Berbicara tentang masalah ini, Letnan Jenderal Alexus Grynkewich, Komandan Angkatan Udara AS di Timur Tengah, menyuarakan kekhawatirannya atas kemungkinan Rusia membantu Iran dalam meningkatkan program pesawat tak berawak, sehingga memperkuat ancaman regional.
BACA JUGA: Gagalnya Negara-Negara Maju dalam Menangani Kerusakan Iklim Sehingga Membahayakan Negara Kepulauan
Lebih lanjut, Grynkewich mengungkapkan kekhawatirannya tentang potensi koordinasi dan kolusi antara Rusia dan Iran di Suriah, sebuah wilayah di mana penerbang Amerika telah menghadapi taktik yang semakin agresif dari rekan-rekan Rusia.
“Mungkin ada sejumlah kerja sama dan kolusi antara Rusia dan Iran yang terjadi di Suriah. Kita lihat saja ke mana arahnya. Ini adalah sesuatu yang kami amati dengan sangat cermat. Hubungan yang sedang berkembang itu menjadi perhatian militer bagi saya,” kata Grynkewich.
Dalam sebuah pernyataan, Grynkewich menekankan pemantauan yang cermat terhadap hubungan Rusia-Iran oleh Angkatan Udara AS, dan menegaskan bahwa aliansi ini merupakan masalah militer yang penting dan perlu diawasi secara ketat.
Rusia dapat mengambil manfaat dari kolaborasi dengan Iran ini dalam beberapa hal, seperti:
BACA JUGA: Bangladesh Ungkap Bakal Terus Memperjuangkan Hak Orang Palestina dari Penjajahan Israel
Menurut Middle East Institute, Mendapatkan akses ke cadangan minyak dan gas Iran yang sangat besar, yang dapat membantu Rusia mendiversifikasi sumber energi dan pasarnya.
Meningkatkan kehadiran militer dan strategisnya di Timur Tengah, terutama di Suriah, di mana Rusia dan Iran mendukung rezim Assad melawan oposisi yang didukung AS, dilansir dari Amwaj.