JABAR EKSPRES – Meli 3gp, seorang selebgram, telah di periksa oleh polisi terkait dugaan keterlibatan dalam produksi film dewasa.
Pemeriksaan ini di lakukan di Polda Metro Jaya pada malam Selasa, 19 September 2023.
Lihat juga : PSSI Umumkan Pembentukan Satgas Anti Mafia Bola
Setelah menjalani pemeriksaan, Meli 3gp memberikan penjelasan kepada media tentang alasan dia terlibat dalam konten yang saat ini menjadi kontroversi.
Meli 3gp mengungkapkan bahwa dia telah menjadi korban pemilik rumah produksi (PH) yang melakukan tekanan padanya, memaksanya untuk tampil dalam beberapa adegan.
Meli 3gp awalnya di beritahu oleh pemilik PH bahwa konten yang akan dia produksi akan di unggah ke YouTube dan sudah melewati sensor.
Awalnya, dia menolak, tetapi pemilik PH terus menerus memaksa dan menghubunginya dengan lima nomor yang berbeda.
“Dia awalnya bilang, mau buat konten YouTube dan di pastikan sudah lulus sensor. Aku bilang nggak mau, tapi dia (pemilik PH) terus memaksa. Dia chat dan telepon pakai lima nomor,” ungkapnya.
Selain itu, Meli 3gp juga di beri janji bayaran besar oleh pemilik PH. Dengan jumlah berkisar antara Rp 10 juta hingga Rp 15 juta untuk setiap episode.
Namun, dalam kenyataannya, setelah menyelesaikan syuting Meli 3gp hanya di bayar sebesar Rp 1 juta untuk satu episode. Meskipun proses syuting berlangsung dari jam 11.00 WIB hingga 03.00 WIB keesokan harinya.
“Faktanya, setelah syuting aku hanya di bayar Rp1 juta saja untuk satu episode. Itu syuting dari jam 11.00 WIB sampai 03.00 WIB esok harinya,” paparnya.
Akibat pengalaman tersebut, Meli 3gp merasa trauma dan menolak tawaran yang datang kemudian.
Lihat juga : Polisi Ungkap Pabrik Miras Ilegal di Jakbar, Omset Capai Rp80 Juta
Pemilik PH mencoba mengajaknya untuk berpartisipasi dalam tiga kesempatan lainnya untuk produksi film dewasa. Dengan tawaran bayaran sebesar Rp 5 juta untuk 3 hari, Rp 7 juta untuk 3 hari, dan Rp 1,5 juta untuk 1 hari, namun Meli 3gp menolak semuanya.
“Dia sempat ngajak aku main lagi tiga kali, tapi aku nggak mau. Dia nawarin 3 hari Rp 5 juta, 3 hari Rp 7 juta, terus 1 hari Rp 1,5 juta. Aku nggak mau, karena sudah trauma,” tutupnya.