BANJAR, JABAREKSPRES – Kasus vandalisme menggunakan cat semprot bertuliskan kelompok motor XTC di beberapa ruangan SD Negeri 3 Rejasari Kota Banjar, Jawa Barat terus mendapat kecaman. Namun, pelakunya hingga saat ini masih misterius.
Ketua Komisi lll DPRD Kota Banjar, Cecep Dani Sufyan angkat bicara. Menurut dia, vandalisme salah satu bentuk sifat yang merusak. Hal ini harus disikapi dengan serius baik oleh masyarakat umum, orang tua maupun penegak hukum.
“Apalagi hal itu dilakukan pada kepemilikan umum. Saya berharap hal ini dapat ditindaklanjuti oleh penegak hukum,” katanya, Kamis (21/9).
Menurut Cecep, beberapa tahun ini Kota Banjar terkendali bahkan hampir 15 tahunan tidak ada anarkis bahkan brutal. Namun akhir-akhir ini muncul kembali.
“Tentu ini harus menjadi perhatian bersama, tindakan prefentif pun tentu harus dilakukan oleh pemilik gedung apalagi gedung sekolah milik pemerintah sistem keamanan harus dibuat,” katanya.
BACA JUGA: Bubarkan Geng Motor XTC 133 Student, Komnas Perlindungan Anak Jabar Apresiasi Polresta Bandung
Kemudian lanjut dia, bagi pemerintah pendidikan orang tua melalui komite-komite harus digalakan dan jadi program prioritas.
“Kita berharap hal ini tidak terjadi lagi, termasuk perundungan di sekolah,” katanya.
Sementara itu, Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Barat H. Dudu Nurzaman menyayangkan gadung sekolah dasar menjadi sasaran vandalisme.
“Menjaga keamaanan dan memelihara sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara warga sekolah dan masyarakat sekitar. Kesadaran rasa memiliki terhadap sekolah harus terwujud memalui tri sukses pendidikan yaitu pemerintah, warga sekolah dan masyarakat,” kata dia.
Kejadian vandalisme di UPTD SDN 3 Rejasari Kota Banjar ini, jelas dia, seharusnya tidak terjadi apabila semua stake holder pendidioan berfungsi dengan baik.
“Kami berharap lebih memfungsikan peran tersebut demi terwujudnya keamanan keselamatan, dan kenyaman lingkungan sekolah,” katanya. (CEP)
BACA JUGA: Kota Banjar Larang Klakson Telolet