JABAR EKSPRES- Saat ini, sekitar 1.100 pasien di Palestina yang menderita gagal ginjal menghadapi risiko serius dalam pengobatan mereka karena kelangkaan obat dan peralatan medis di daerah pesisir Gaza, seperti yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas pada hari Rabu (20/9).
Dalam jumlah pasien tersebut, termasuk 38 anak yang berisiko tidak mendapatkan akses ke sesi cuci darah, demikian diungkapkan oleh Ashraf Abu Mahdi, yang menjabat sebagai direktur departemen farmasi di Kementerian Kesehatan tersebut, dalam sebuah konferensi pers di Gaza.
Abu Mahdi menjelaskan bahwa para pasien yang menderita gagal ginjal terpaksa menjalani kehidupan yang sangat sulit karena persediaan medis mereka hampir habis.
Baca juga: Vaksin HIV yang Didanai oleh AS Mulai Diuji Klinis
Dia menekankan bahwa toko-toko yang dikelola oleh kementerian di Gaza menghadapi masalah serius dalam pasokan medis yang diperlukan, dan rumah sakit di Gaza hanya mampu memberikan sekitar 13.000 sesi cuci darah setiap bulannya kepada para pasien.
Baca juga: Menlu Retno Diundang ke London untuk Perundingan Tingkat Tinggi
Abu Mahdi menuduh bahwa Israel telah membatasi pengangkutan dan pengiriman pasokan medis ke rumah-rumah sakit di daerah pesisir Gaza, yang berdampak serius pada ribuan pasien gagal ginjal dan menempatkan nyawa mereka dalam bahaya.
Sejak Hamas mengambil alih pemerintahan di daerah pesisir tersebut pada tahun 2007, Israel telah memberlakukan blokade yang ketat di Jalur Gaza, yang merupakan tempat tinggal bagi lebih dari 2 juta penduduk. Blokade ini telah mendapatkan kritik keras dari penduduk Gaza karena menyebabkan kemiskinan dan kesulitan yang mereka hadapi.