BANDUNG, JABAR EKSPRES – Wacana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mentranformasi angkutan kota (Angkot) menjadi mikrobus, mendapat respon negatif dari pelaku usaha di bidang angkutan.
Pengusaha angkutan jurusan Panghegar – Dipatiukur, Manik menuturkan, yang menjadi akar permasalahan naiknya angka kemacetan di Kota Bandung bukan terletak pada aktifis pemberhentian angkot yang terkesan sembarangan. Melainkan kurangnya sarana prasana penunjang bagi para penumpang, yang bakal menggunakan transportasi publik tersebut.
“Kita kan hanya mengikuti para penumpang, mereka kadang memberhentikan dimana saja. Haltenya aja kan gak ada, mungkin ada tapi kan sedikit. Jadi, wajar supir menaikan dan menurunkan dimana saja,” ujar Manik kepada Jabar Ekspres.
BACA JUGA: Semua Angkot di Kota Bandung Akan Diubah Jadi Mikrobus
Selain itu, dirinya mempertanyakan terkait pemkot Bandung yang bakal menjalin kerjasama dengan para koperasi angkutan kota. Menurutnya, apabila pihak pemkot Bandung bakal menjalankan hal tersebut, harus terdapat poin yang mampu memberikan keuntungan dikedua belah pihak.
“Nantinya kerjasama nya seperti apa. Kalau disubsidi, subsidinya seperti apa, terus ini nanti angkotnya dikemanakan, kan kita juga usaha. Jangan sampai memberatkan,” ucap Manik.
Orang yang memiliki lebih dari 9 unit tersebut menyayangkan sikap pemkot yang bakal mengkonversi angkot menjadi mikrobus.
Sebab, keberadaan angkot tersebut dirasa mampu memfasilitasi masyarakat yang wilayahnya tak banyak dilalui oleh transportasi publik.
BACA JUGA: Bangunan Heritage RPH Bandung Terancam Dibongkar, Ini Tanggapan Dispangtan
“Kaya tujuan ini (Panghegar – Dipatiukur), cuman satu satunya angkot yang masuk ke wilayah Cisaranten terus Penghegar, nanti kalau misal diganti sama (mikrobus) bakal ada yang lewat kesini gak,” tegasnya.
Dirinya berharap, Pemkot Bandung bisa mengkaji kembali perihal konversi angkot menjadi mikrobus. Karena menurutnya, keberadaan angkot masih bisa menjadi alternatif transportasi bagi masyarakat Kota Bandung.
“Bagus dengan adanya seperti itu, tapi kalau bisa angkot juga tetap diadakan. untuk itu tadi, menjangkau wilayah-wilayah yang belum banyak dilewati transportasi publik,” pungkasnya. (dam)
BACA JUGA: Soal Cagar Budaya di Ciroyom, Keseriusan Pemkot Bandung Dipertanyakan