Panda Merah Lebih Tua dari Giant Panda, Statusnya “Endangered”

JABAR EKSPRES – Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor memperingati International Red Panda Day 2023 yang jatuh pada tanggal 16 September.

Berbagai acara menarik pun disajikan untuk para pengunjung yang hadir di Taman Safari mulai dari keeper talk, face painting, hingga mengadakan doorprize.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa berinteraksi dan memberikan makan kepada panda merah tersebut, namun tetap didampingi oleh keeper atau pawang.

BACA JUGA: International Red Panda Day 2023, Taman Safari Bogor Galang Kampanye Pelestarian Panda Merah!

Peringatan Hari Panda Merah Sedunia itu bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian dari hewan asal Asia Tengah ini.

Keeper Panda TSI Bogor, Cacih Lidia mengatakan, populasi hewan yang banyak ditemukan di Asia Tengah itu terancam punah.

“Panda merah ini lebih terancam dan lebih sedikit dibandingkan giant panda. Panda merah itu semakin menipis, sedangkan giant panda mulai meningkat populasinya,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (16/9/2023).

Dari data yang dihimpun, jumlah populasi hewan bernama latin Ailurus Fulgens itu kurang dari 4.000 ekor di dunia.

Lebih lanjut, kata Cacih Lidia, dengan populasi jumlah hewan pemakan bambu tersebut perlu adanya edukasi guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan kelestarian panda merah.

“International Red Panda Day ini untuk mengajak semuanya agar lebih mencintai satwa, terutama red panda,” tambahnya.

Taman Safari Indonesia Bogor saat ini terus berupaya untuk mengembangbiakan panda merah sejak berada di Indonesia.

BACA JUGA: Selebrasi Arhan Membuat Panik Seluruh Anak Muda Indonesia

“Ayo kita sama-sama untuk menyelamatkan kelangsungan hidup mereka supaya naik lagi statusnya, supaya lebih terjaga keberadaan dan populasinya meningkat,” paparnya.

Cacih menceritakan, bahwa mengembangbiakkan panda merah tidak semudah membalikan telapak tangan. Sehingga hal itu pula menjadi salah satu faktor yang membuat populasinya terus menurun.

“Panda itu jenis satwa yang susah untuk berkembang biak karena mereka itu mono estrus, satwa yang musim kawinya hanya satu tahun sekali, jadi kalau kelewat musimnya atau engga berhasil breeding, kita harus tunggu di tahun yang akan datang,” pungkasnya. (SFR)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan