Mereka akan membawa ember dan gerobak khusus untuk wadah sampah – sampah organik dari warga.
“Diambil setiap Senin, Rabu dan Jumat,” sambung Herman.
Sampah organik itu akan dibawa ke lokasi bank sampah yang kemudian diolah menjadi kompos memanfaatkan Tong Komposter, Bata Trawang, ataupun Pipa Loseda. Kalau jumlah besar, sampah juga akan diangkut ke UPT milik Pemkot.
Kemudian untuk sampah anorganik akan dikumpulkan di Bank Sampah. Konsepnya, warga bisa menabung sampah – sampah anorganik di bank itu. Sehingga setiap sepekan jelan Idul Fitri tabungan akan dicairkan.
“Jadi kami bisa mandiri kelola sampah. Sisa sampah residu saja yang biasa diangkut juga oleh petugas DLH. Saat darurat sampah seperti saat ini, kami juga tidak panik,” pungkas Herman.(son)