Kampung Cibunut Kota Bandung Kawasan Padat Penduduk yang Berhasil Kelola Sampah

Jika berkendara pun tetap perlu menjaga sopan santun, karena banyak warga yang duduk-duduk di gang tersebut.

Akses masuk ke wilayah ini terbilang cukup sempit. Jadi jangan heran ketika berpapasan dengan kendaraan motor maka salah satu harus mengalah untuk mundur.

Namun uniknya, kampung itu mampu menciptakan lingkungan bersih, asri dan ramah.

“Itu kami tempatkan di sudut – sudut yang biasa jadi tempat nongkrong,” kata Herman ketua RW Kampung Cibunut.

Herman mengaku, Kampung Cibunut telah memiliki bank sampah. Lokasinya ada di RT 05.

Bank sampah itu jadi pusat inovasi dalam pengelolaan di kampung tersebut. Mulai dari sampah organik, anorganik, hingga residu.

Berkat semangat dan kepedulian tinggi, warga dikampung itu kompak memilah yang dihasilkan rumah tangganya.

Untuk sampah organik, warga akan mengumpulkan mulai dari rumah masing-masing.

Kemudian akan diambil secara rutin oleh petugas Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Kampung Cibunut Kota Bandung bisa jadi percontohan dalam pengelolaan sampah.

Meski begitu, ternyata butuh waktu panjang dan kegigihan dalam menyadarkan warganya agar mau peduli dan ikut berperan aktif mengelola sampah.

Herman menceritakan, untuk membuat kampung bebas sampah dimulai  sejak 2015 lalu.

Sekitar tiga tahun sebelum Program Kang Pisman andalan Pemkot Bandung bergulir.

“Jadi kalau mau jujur Kang Pisman ini modelnya,” ujar Herman.

Awal mulanya pengembangan kampung bebas sampah itu dimulai dari RT 05. Tempat yang kini juga jadi lokasi Bank Sampah itu.

Asal Mula Kampung Cibunut Bisa Kelola Sampah

Bagi Herman, butuh proses panjang agar seluruh warga kampung bisa kompak seperti saat ini dalam mengelola sampah.

Berbagai strategi sosialisasi dilakukan untuk menanamkan kesadaran warga. Mulai dari rapat-rapat, door to door, hingga memanfaatkan momentum pengajian.

Seiring berjalannya waktu, usaha itu membuahkan hasil. Kini percontohan kampung pengelolaan sampah yang baik bisa dihadirkan dan terus konsisten hingga saat ini.

Herman menerangkan, dalam proses membangun kesadaran itu memang ada juga beberapa warga yang bandel. Sanksi sosial hingga administratifpun diberlakukan.

Misalnya jika ada warga yang tidak mau memilah, maka tidak akan diambil oleh petugas.

Tinggalkan Balasan