JABAR EKSPRES – Banjir besar di Libya yang diakibatkan oleh jebolnya dua bendungan di tengah hujan lebat telah menelan korban jiwa yang mengkhawatirkan, mencapai angka 11.300 orang, menurut Bulan Sabit Merah Libya.
Operasi penyelamatan terus dilakukan sementara pihak berwenang berlomba untuk menemukan korban hilang, dengan 10.100 orang yang belum ditemukan di kota Mediterania ini.
Marie el Drese, Sekretaris Jenderal organisasi bantuan kemanusiaan tersebut, memberikan kabar terbaru yang suram ini dalam sebuah wawancara telepon dengan The Associated Press pada Kamis, 14 September 2023.
Angka-angka ini jauh melebihi laporan resmi sebelumnya, yang memperkirakan jumlah korban tewas di Derna mencapai 5.500 orang.
BACA JUGA: Lebih dari 4.000 Orang Meninggal dan Puluhan Ribu Orang Hilang dalam Bencana Banjir Dahsyat di Libya
Kerusakan tidak hanya terjadi di Derna saja, karena badai dahsyat ini juga telah merenggut sekitar 170 nyawa di beberapa tempat lain di negara ini.
Banjir di Libya yang terjadi pada Minggu malam itu, 10 September 2023, menyapu bersih seluruh keluarga dan memperlihatkan kerentanan negara yang kaya akan minyak ini, yang terlibat dalam konflik sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan penguasa lama, Muammar Gaddafi.
Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan kemanusiaan, Martin Griffiths, menyatakan keterkejutannya atas skala bencana ini.
“Seluruh lingkungan telah terhapus dari peta. Seluruh keluarga, yang terkejut, tersapu dalam banjir air. Ribuan orang meninggal dunia, puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal, dan masih banyak lagi yang belum ditemukan,” kata Martin, seperti dikutip TRT World.
BACA JUGA: Total Korban Bencana Banjir Dahsyat di Libya Telah Mencapai 6.000 Orang
Menanggapi krisis ini, upaya bantuan global untuk Libya dengan cepat mendapatkan momentum.
Beberapa negara regional, termasuk Aljazair, Mesir, Yordania, Kuwait, Qatar, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Palestina, telah mengirimkan atau menjanjikan bantuan.
Amerika Serikat telah berkomitmen untuk memberikan bantuan, dan di Eropa, upaya bantuan telah mendapatkan dukungan dari Inggris, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, dan Rumania.
Situasi di Derna masih mengerikan, dengan akses yang sangat terhambat oleh kerusakan jalan dan jembatan, serta gangguan listrik dan jalur komunikasi di wilayah yang luas.