Adiwijaya menambahkan untuk pembuatan alat Si Soil sendiri sudah berlangsung selama 3 tahun dari tahun 2021 hingga 2023 dengan pembiayaan sebesar Rp4,4 Miliar dari LPDP.
Adapun Si Soil sendiri sudah digunakan di Kabupaten Karang Anyar dan nantinya akan diimplementasikan ke Seluruh Indonesia
“Saat ini digunakan di Kabupaten Karang Anyar. Diujicoba di sana, insyaallah nanti saya sudah minta ke tim peneliti untuk diimplementasikan di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, ketua tim peneliti Doan Perdana menyebut secara teknisi alat Si Soil ini berbentuk portable sehingga bisa ditancapkan ke dalam tanah dan dalam hitungan 30 detik bisa memberikan informasi.
“Kemudian akan memberikan informasi selama 30 detik, jadi kurang dari 1 menit. Itu sudah memberikan informasi secara realtime kandungan unsur hara, NPK, PH dan kelembaban tanah,” kata Doan.
Doan menjelaskan menurutnya selama ini petani untuk mengetahui kandungan kesuburan tanah itu tidak bisa realtime.
Sehingga saat ini yang menjadi problemnya harus menunggu untuk analisis ke web, dengan waktu dua minggu sampai satu bulan.
“Sehingga kami mengembangkan inovasi, ini bisa secara realtime mengetahui kandungan unsur hara dalam tanah. Bisa ditindaklanjuti,” katanya.
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan ujicoba terhadap tanaman kedelai. Hasilnya, kata dia, produktifitas tanaman kedelai mencapai 30 persen.
“Uji Coba untuk satu siklus tanam di tanaman kedelai sedang diuji. Kemarin hasil terakhir untuk peningkatan produktivitas tanaman kedelai sendiri di angka 30 persen. Artinya dengan menggunakan alat ini dan tanpa alat ini sudah diuji peningkatan produktivitas tanamannya sendiri,” tutur dia.
BACA JUGA: BUMN Goes to Campus di Telkom University, Buka Peluang Mahasiswa Untuk Berkontribusi di BUMN
Selain itu kata Doan, alat ini juga bisa memudahkan petani mendapatkan informasi secara realtime dan merekomendasikan pemupukan.
“Jadi kapan tanaman ini harus dipupuk, dan berapa dosisnya. Karena selama ini ketika kami roadshow ke beberapa petani, memang selama ini memberikan pupuk itu tidak tahu. Apakah harus hari ini dipupuk, atau besok dipupuk, dan berapa dosis atau kadarnya,” terangnya.
Saat ini, Si Soil sendiri mulai dibandrol dengan harga Rp 8 sampai Rp 10 juta. Menurutnya, harga tersebut dinilai lebih ekonomis dibandingkan dengan proses mengecek kondisi tanah dan mengetahui waktu pemupukan.