Viral Video Kawin Tangkap di Sumba, Diduga Sudah Melenceng dari Tradisi Aslinya

JABAR EKSPRES – Di media sosial tengah viral sebuah video yang menunjukkan aksi penculikan seorang wanita oleh beberapa orang yang diduga merupakan sebuah tradisi kawin tangkap. Tradisi ini memang masih dilestarikan oleh sebagian masyarakat Sumba, meski prakteknya saat ini diduga sudah melenceng dari tradisi aslinya.

Video berdurasi 30 detik yang pertama kali diunggah oleh akun X @Heraloebss ini diduga terjadi di Desa Mareda Kalada, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada kamis (7/9).

Dalam video tersebut terlihat sejumlah pria menculik wanita yang sedang berada ditengah jalan berdiri disamping motornya. Para Pria tersebut menggotong tubuh wanita itu lalu memasukkan wanita tersebut kedalam sebuah kerangkeng yang ada di bagian belakang sebuah mobil pikap.

Baca juga : Terpaksa Menikah Tanpa Suami, Wanita di Bali ini Punya Kisah Haru

Meski banyak warga yang menyaksikan aksi tersebut, namun tidak ada yang menolong dan hanya berdiri terpaku menyaksikan aksi tersebut.

Dari narasi dalam video tersebut dtuliskan bahwa aksi penculikan itu merupakan tradisi kawin tangkap yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sumba Barat Daya NTT.

Lalu seperti apa sebenarnya tradisi yang hingga kini masih dilestarikan tersebut. Bagaimana pula prosesnya dan seperti apa nasib wanita yang dipaksa melakukan kawin tangkap tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, Kawin Tangkap atau masyarakat Sumba menyebutnya sebagai paneta mawinnen atau piti rambang ini sesungguhnya termasuk dalam rangkaian proses peminangan perempuan di adat Sumba.

Berdasarkan buku yang disusun Oe. H. Kapita dengan judul Masyarakat Sumba dan Adat Istiadatnya, diketahui bahwa kawin tangkap merupakan tahapan awal saja, dan sesungguhnya prosesnya sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga tidak ada unsur paksaan didalamnya.

Bahkan perempuan yang akan ditangkap juga sudah dipersiapkan dengan memakai pakaian adat lengkap dengan perhiasan dan riasan khas Sumba. Termasuk juga pihak laki-laki, saat akan melakukan penangapan juga harus mengenakan pakaian adat lengkap.

Baca juga : Kalina Ocktarany Terpaksa Menunda Resepsi

Untuk menjalankan proses kawin tangkap ini, ada beberapa unsur atau simbol adat yang harus dipenuhi, diantaranya pihak laki-laki harus menggunakan kuda, menyiapkan emas dibawah bantal dan berbagai simbol lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan