JABAR EKSPRES – Kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) saat ini sudah mulai menjengkelkan sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama para orang tua yang memiliki anak dan nalar yang berfungsi dengan baik.
Sebelumnya unsur propaganda kaum sodom (LGBT) pernah tayang disebuah cuplikan kartun anak yang kemudian viral di TikTok.
Hal serupa kembali terjadi dan viral di TikTok, Hal tersebut diduga terjadi di buku edukasi yang dirilis oleh Usborne dengan judul “Where do Babies Come From? Lift-the-Flap First Questions and Answers”.
Buku edukasi anak itu ditulis dengan mengenakan bahasa Inggris serta cukup laris di pasaran Indonesia. Namun ternyata di buku tersebut terselip propaganda yang mencap dirinya sebagai kaum pelangi.
Video viral TikTok tersebut pertama kali diunggah oleh @raishazeanmutiba yang memperlihatkan hal janggal pada buku itu.
Awalnya ia membeli buku dengan tujuan edukasi. Di cover dan halaman awal buku tak nampak keanehan, masih normal. Namun ketika membuka halaman dengan judul “What do babies need?” dengan keterangan “food, rest, and protection. Many babies need help from their parents” ia mulai merasa janggal.
Pada gambar pertama menurutnya benar karena memperlihatkan tampilan visual ayah, ibu, dan anak. Kemudian gambar kedua seorang ibu dan bayi pun tetap masih benar. Namun yang janggal terdapat di nomor ketiga, di foto tersebut terlihat dua orang lelaki dan satu bayi dengan posisi seorang lelaki menggendong bayi dan seorang lagi mencoba memberikan susu.
Baca Juga: Sejarah Kaum Sodom yang Mendapatkan Azab Karena Lakukan LGBT
Anak dari pemilik akun @raishazeanmutiba pun terheran dan bertanya, kenapa dua-duanya cowok mah? Pemilik akun tersebut juga sempat bingung menjawab pertanyaan anaknya karena menurutnya buku tersebut telah disusupi unsur LGBT.
Sehingga ia beralasan bahwa lelaki disampingnya adalah sahabat dari bapak yang menggendong bayi tersebut.
Video itu pun viral di TikTok dan ramai diperbincangkan.
Berikut tanggapan warganet tentang selipan kaum sodom di buku edukasi anak:
“Aku kalo mau beli buku anak, aku kurasi dulu. Liat yang segelnya udah kebuka. Jangankan buku impor. Buku lokal juga ada kok yang agak melenceng,” tulis seorang warganet