JABAR EKSPRES – Harga beras di pasaran hingga saat ini terus mengalami kenaikan. Bahkan, berdasarkan data harga yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Disperindag Jabar), harga beras telah menyentuh di angka Rp12.735 untuk kategori medium dan Rp13.900 premium per kilo gram (Kg).
Menanggapi hal itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Jabar mengungkap, bahwa kenaikan harga tersebut akibat berkurangnya suplai dari para penggiling gabah panen kecil ke pasar tradisional.
BACA JUGA: Harga Beras Meroket, Warga KBB Kesal: Mau Gak Mau Harus Beli
“Jadi harga gabah kering panen di petani itu sekarang sedang mengalami kenaikan hingga ada yang Rp6.000 sampai Rp7.000 per kg untuk gabah kering panen,” ujar Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat di Bandung, Jumat (8/9).
Persaingan Usaha
Selain akibat itu, kenaikan harga ini juga, pihaknya menduga hal tersebut banyaknya persaingan usaha di tingkat petani.
“Karena memang faktanya pada pada saat harga gabah kering panen itu naik, ada pembeli yang berani membeli dengan harga yang tinggi sehingga, menyebabkan penggilingan padi kecil itu tidak memperoleh bahan baku, sehingga suplai ke pasar tradisional menjadi kurang,” ungkapnya
Meski begitu, Dadan mengaku untuk ketersediaan beras di Jabar sendiri masih dalam kondisi aman hingga masa panen di bulan November – Desember 2023 nanti.
“Jadi kalau dilihat dengan jumlah penduduk kita (jabar) dengan angka 49 juta sekian, maka kita membutuhkan beras sekitar 4.593.117 ton, dan kita masih punya sekitar 104 ton sampai dengan bulan Oktober 2023. Tapi kita masih menyisakan masa panen di November – Desember. Jadi kalau dari kacamata produksi persediaan beras (di Jabar) masih aman,” imbuhnya.