Sejarah Lengkap Hooligans: Basis Suporter Sepak Bola nan Keras, Tapi Loyal

JABAR EKSPRES – Hooligans adalah satu kata yang sering terdengar di telinga fans sepak bola. Kerap kali, kata tersebut digunakan untuk menyebut basis suporter di Inggris.

Lantas, apa sih sebenarnya Hooligans ini? Bagaimana kata ini bisa muncul? Yuk, dibaca sampai habis!

Sejarah Hooligans

Melansir dari beragam sumber, beberapa akademisi percaya bahwa Hooligans sendiri telah muncul sejak tahun 1880-an di Eropa. Satu pertandingan yang dipercayai sebagai cikal bakal kata ini adalah laga antara Preston North End melawan Aston Villa dalam sebuah laga persahabatan.

Kala itu, Preston North End berhasil membabat habis Aston Villa, 5-0. Suporter Aston Villa tidak terima dengan hasil tersebut, lalu membuat kerusuhan.

Mereka melempar batu ke dalam lapangan dan menyerang pemain dari kedua tim. Salah satu pemain menjadi korban dan hilang kesadaran.

Beberapa tahun kemudian, suporter Preston North End menandai pertikaian pertama antar suporter di luar stadion. Kala itu, mereka bentrok dengan suporter Queen Park Rangers (QPR) di Stasiun Railways.

BACA JUGA: 10 Tim Sepak Bola dengan Sponsor Terbesar di Dunia, Ternyata Barcelona Masuk, Lho!

Di tahun 1900-an, kericuhan dengan dasar sepak bola semakin marak di tanah Britania Raya. Kericuhan tersebut sempat berkurang saat terjadinya perang dunia 1 dan perang dunia 2, namun setelahnya terjadi kembali.

Pada saat itu, media mulai menggunakan kata “Hooligans”. Kata tersebut menggambarkan serangkaian kekerasan yang dilakukan suporter dengan dasar sepak bola.

Saat itu, media menggunakan kata Hooligans untuk melebih-lebihkan keadaan. Hal ini dilakukan agar informasi tersebut dapat tersebar luas sehingga masyarakat menjadi waspada.

Seiring berjalannya waktu, aksi-aksi Hooligans mulai berkurang dan terorganisir. Serangan yang mereka lancarkan sudah direncanakan dengan matang, tidak lagi spontan. Bahkan, mereka juga tidak segan untuk menyerang markas lawannya.

Basis kelompok ini juga semakin pintar karena mereka lebih memilih melakukan aksi kekerasan di luar dan jauh dari stadion. Hal ini mereka lakukan agar terhindar dari polisi dan kerumunan massa.

BACA JUGA: Witan Sulaiman Sering Dipanggil Timnas Indonesia, Asisten STY Bocorkan Alasannya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan