JABAR EKSPRES – Kepolisian Taiwan telah mengungkap penyebab tragis di balik bentrok dua perguruan silat Indonesia yang berujung pada satu korban tewas pada akhir pekan lalu. Menurut temuan awal kepolisian, perbedaan pendapat dalam latihan bela diri menjadi pemicu pertemuan antara kedua perguruan silat tersebut. Namun, situasi memanas secara drastis selama pertemuan tersebut.
Kerusuhan meletus di luar stasiun kereta Changhua pada Sabtu malam (2/9). Departemen Kepolisian Daerah Changhua melaporkan bahwa seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 32 tahun mengalami luka tusuk di bagian belakang tubuhnya dan tragisnya meninggal dunia akibat luka-lukanya.
Kejadian tersebut juga melibatkan seorang pria lain yang mengalami empat luka tusuk dan saat ini sedang dalam keadaan kritis di rumah sakit.
Baca Juga: Puluhan Siswi di Prancis Diusir dari Sekolah Karena Menolak Melepas Abaya
Taiwan News melaporkan bahwa hingga saat ini, polisi telah menangkap 29 tersangka untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebanyak 15 individu lainnya juga sedang dalam penyelidikan terkait peran mereka dalam insiden ini dan mungkin terlibat dalam kejahatan serius.
Dari sejumlah orang yang telah ditahan, 15 di antaranya telah dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Changhua untuk proses hukum terkait dugaan pembunuhan, penyerangan, dan peran dalam perkelahian berdarah ini.
Selain itu, polisi telah menyita sejumlah barang bukti dari tempat kejadian, termasuk pisau, samurai, nunchaku, dan obeng.
Baca Juga: Prancis Resmi Menerapkan Larangan Abaya. Namun, Masih Ada Siswi yang Menggunakanya.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah menerima laporan tentang insiden tragis ini. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei akan memfasilitasi pemulangan jenazah korban WNI.
Ia juga menegaskan bahwa KDEI akan bekerja sama dengan otoritas Changhua untuk memberikan pendampingan hukum kepada 15 WNI yang saat ini ditahan.
Judha Nugraha mengecam perkelahian antar-WNI ini dan mengimbau agar keharmonisan sesama WNI di luar negeri senantiasa dijaga. Ia menekankan pentingnya para WNI menjadi duta bangsa Indonesia yang membawa sikap dan perilaku yang baik dalam interaksi mereka di luar negeri.