Cimahi Masih Darurat Sampah, DLH akan OTT Warga yang Buang Sampah Sembarangan

JABAR EKSPRES – Dinas Lingkungan Hidup bersama dengan Satpol PP akan menindak tegas warga yang membuang sampah sembarangan bukan pada tempatnya.

Langkah itu diambil menyusul kondisi sampah yang saat ini masih darurat. Pemerintah Kota Cimahi habis-habisan memaksa warga untuk membiasakan memilah sampah di rumahnya masing-masing, supaya sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti benar-benar sampah residu.

“Saya akan memihak kepada warga yang taat dan disiplin dalam mengelola sampah. Sebaliknya, kepada warga yang buang sampah sembarangan bukan pada tempat yang sudah disediakan, akan kita tindak tegas. Bersama Satpol PP akan kita tangkap tangan, kita tipiringkan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, drg Chanifah Listyari saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (6/9).

BACA JUGA: Harga Beras di Bandung Naik, Bukan Masa Panen Raya Jadi Pemicunya? 

Ia menegaskan, sudah mengantongi titik-titik lokasi yang rawan buang sampah sembarangan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera melakukan tindakan tegas.

“Saya bersama Pak Pj wali kota sudah patroli memantau titik-titik lokasi di mana saja yang dijadikan pembuangan sampah sembarangan, patroli dari pukul 01.00 hingga 06.00 WIB,” kata dia.

Ia menegaskan, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya membiasakan perilaku masyarakat agar bisa memilah sampah dari rumah. Sampah rumah tangga harus dipisahkan dalam wadah yang berbeda, organik, non organik, dan sampah residu.

“Karena kita sudah punya jadwalnya untuk pengangkutan sampah yang organik, non organik, dan residu. Yang organik itu kita lakukan pencacahan dan dibuat bermanfaat lagi. Non organik itu dikelola agar karena ada nilai jualnya, dan yang residu itu kita kirim ke TPA Sarimukti,” kata dia.

Terkait kondisi ritase ke TPA Sarimukti Kabupaten Bandung Barat, Pemkot Cimahi sejak 1 September mendapat kuota pembuangan sampah sebanyak 600 ton. Namun hingga Rabu (6/9) ini, kuotanya tinggal 70 ton lagi. Ritase pengirimannya pun dari biasa 40 kali, per hari ini hanya 8 kali ritase.

“Karena kondisinya masih darurat, dan kita memiliki tumpukan sampah dari sebelum-sebelumnya, sehingga dari kuota kita 600 ton ini dalam sepekan sudah akan habis. Ini yang menjadi PR kita agar masyarakat bisa memilah sampah dari rumah, agar tidak membebani jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA. Harusnya kan bisa dipilah dulu, dan yang dibuang ke Sarimukti itu benar-benar sampah residu,” kata Chanifah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan