JABAR EKSPRES – Dalam upayanya untuk mengoptimalkan kualitas dan efisiensi layanan luar negeri, Presiden Nigeria, Bola Tinubu, telah memerintahkan penarikan seluruh duta besar negaranya yang beroperasi di seluruh dunia. Keputusan ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kepresidenan, Ajuri Ngelale, yang menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan hasil dari penilaian cermat terhadap situasi di kantor-kantor perwakilan Nigeria di berbagai negara.
“Presiden bertekad untuk memastikan bahwa layanan luar negeri dan dalam negeri yang diberikan kepada warga negara, penduduk, dan pendatang memiliki standar kualitas dunia yang tinggi,” kata Ngelale dalam pernyataan yang dikutip oleh AFP.
Baca Juga: Prabowo Terang-terangan Bantah Tudingan AS Mengaitkan Namanya dengan Isu LCS
Meskipun demikian, perwakilan Nigeria di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, dan Jenewa, Swiss, tidak akan ditarik kembali. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa Majelis Umum PBB akan mengadakan sidang penting dalam waktu dekat.
Menteri Luar Negeri Nigeria, Yusuf Maitama Tuggar, juga mengonfirmasi bahwa penarikan ini berlaku bagi seluruh duta besar, baik yang merupakan karier diplomat maupun yang bukan. Ini memunculkan spekulasi bahwa Nigeria mungkin akan menunjuk perwakilan baru atau mengirimkan duta besar ke negara-negara yang berbeda.
Baca Juga: Kontroversi Larangan Abaya: Presiden Macron Tetap Teguh Meski Protes Masyarakat
Keputusan ini hanya salah satu dari serangkaian kebijakan yang telah diambil oleh Presiden Tinubu sejak ia memegang jabatan pada bulan Mei tahun lalu. Dalam upayanya untuk merevitalisasi ekonomi dan mendorong investasi, Tinubu juga dihadapkan pada tantangan peningkatan biaya hidup yang terjadi dalam jangka pendek.
Selama masa jabatannya sejak terpilih pada Februari, Presiden Tinubu juga telah menghadapi tuntutan politik dan berbagai tantangan, termasuk mengelola utang asing, mengatasi mata uang yang lemah, tingkat inflasi yang tinggi, dan masalah pengangguran. Langkah-langkah yang diambilnya untuk mengatasi masalah tersebut termasuk pencabutan subsidi bahan bakar yang memicu kenaikan biaya transportasi dan perubahan signifikan dalam kebijakan nilai tukar mata uang naira yang berdampak pada depresiasi nilai mata uang tersebut.