JABAR EKSPRES- Sejumlah drone Rusia menghantam infrastruktur pelabuhan Sungai Danube yang sangat penting bagi ekspor biji-bijian Ukraina, melukai setidaknya dua orang dalam serangan pada Minggu (3/9), menurut pejabat Ukraina.
Lokasi serangan terletak di wilayah selatan Odesa. Pelabuhan Danube telah menjadi jalur utama ekspor biji-bijian Ukraina sejak Juli tahun ini ketika Rusia meninggalkan kesepakatan yang disepakati oleh PBB dan Turki untuk membuka jalur aman bagi ekspor biji-bijian dan minyak nabati melalui Laut Hitam.
Serangan ini terjadi sebelum pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan di daerah wisata Rusia di Laut Hitam, Sochi. Turki sedang berusaha untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.
Komandan Militer Selatan Ukraina melaporkan bahwa setidaknya dua orang sipil terluka dalam serangan tersebut pada pagi hari terhadap fasilitas yang mereka sebut sebagai “infrastruktur sipil Danube.”
Angkatan Udara Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh 22 dari 25 drone buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia.
Meskipun demikian, otoritas Ukraina belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai fasilitas mana yang menjadi sasaran serangan. Beberapa media setempat hanya melaporkan terjadi ledakan di pelabuhan Reni, yang bersama dengan Izmail merupakan dua pelabuhan utama di Danube.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Kirimkan Senjata Kontroversial untuk Ukraina Guna Melawan Rusia
Sumber militer menyatakan bahwa api yang bergejolak akibat serangan cepat berhasil dipadamkan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sekelompok drone Rusia berhasil menyerang depot bahan bakar di pelabuhan Reni yang digunakan oleh militer Ukraina.
Baca juga: Amerika Berikan Bantuan Militer ke Ukraina Senilai 250 Juta USD
Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen laporan tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, pelabuhan Reni dan Izmail telah menjadi sasaran serangan drone Rusia berulang kali.
“Teroris Rusia terus melakukan serangan terhadap infrastruktur dengan tujuan memicu krisis pangan dan kelaparan dunia,” kata Kepala Staf Kepresidenan Rusia, Andriy Yermak, melalui Telegram.
Yermak juga membagikan foto-foto pemadam kebakaran yang sedang beraksi di lokasi.