Tak Mau Kembali Alami Minimnya Air Bersih, Desa Tenjolaya Bandung Siasati Ancaman Musim Kemarau

JABAR EKSPRES – Antisipasi ancaman kekeringan, Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung sudah siapkan upaya dalam hadapi musim kemarau 2023.

Sekretaris Desa Tenjolaya, Ema Sulaiman mengatakan, pihaknya menjalankan program sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga setempat.

“Kita program sumur bor sudah dilakukan dan sudah ada di setiap RT,” kata Ema kepada Jabar Ekspres ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (31/8).

BACA JUGA: Terjadi Kebakaran Lahan di Desa Wargiluyu Arjasari Bandung

Dia menjelaskan, secara keseluruhan wilayah Desa Tenjolaya terdapat 10 RW dengan 47 RT di dalamnya.

Program sumur bor tersebut, dikarenakan sebelumnya warga desa sempat mengalami minim air setiap musim kemarau datang.

“Dari tahun 2022 kita fokus di sarana air bersih dengan menambah titik-titik sumur bor, untuk kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Ema menerangkan, pada Agustus 2023 ini, program sumur bor masih dilakukan jumlah titiknya, dengan tujuan menutupi kekurangan yang masih dialami warga.

“Di RW06, 07, 08, 09 dan RW10. Untuk di RW07, 09 dan RW10 sudah selesai, tinggal yang di RW06 dan RW08 masih dalam proses pengerjaan,” terangnya.

Ema mengungkapkan, dengan adanya program sumur bor di setiap RT, sejak menghadapi awal musim kemarau sampai menjelang akhir ini, warga Desa Tenjolaya tidak ada laporan yang mengalami kekurangan air.

“Harapannya tentu supaya warga baik yang di pemukiman maupun dekat ladang bisa tetap tercukupi kebutuhan airnya,” tukas Ema.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, wilayah Jawa Barat saat ini tengah mengalami musim kemarau.

BACA JUGA: Situ Cileunca Pangalengan Surut, Kabupaten Bandung Terancam Krisis Air

Kendati demikian, terkait musim kemarau ini, BMKG tetap mengimbau kepada institusi terkait serta seluruh masyarakat, untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau.

“Oleh karena pada tahun ini musim kemarau diprediksi bersifat bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya,” ucap Rahayu atau akrab disapa Ayu, kepada  Jabar Ekspres melalui seluler.

Diimbau kepada masyarakat hingga lapisan tingkat desa, supaya bisa melakukan gerakan memanen atau menampung air selagi masih ada alias lakukan manajemen air bersih.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan