JABAR EKSPRES – Kursi kepresidenan Gabon kembali terjatuh dalam peristiwa bersejarah saat pasukan militer menggulingkan Ali Bongo Ondimba hanya beberapa menit setelah Badan Pemilihan Umum mengumumkan kemenangannya untuk kali ketiga.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui saluran televisi Gabon 24, sekelompok elit militer menyatakan bahwa tindakan ini diambil “atas nama rakyat Gabon” dengan tujuan mengakhiri rezim yang ada. Mereka mengklaim mewakili pasukan keamanan dan pertahanan Gabon serta memutuskan untuk membatalkan hasil pemilihan umum dan membubarkan lembaga-lembaga pemerintah. Perbatasan negara juga ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Ali Bongo, yang telah memimpin Gabon selama 14 tahun setelah menggantikan ayahnya, Omar Bongo, mengalami krisis saat karir politiknya diakhiri dengan tindakan tegas ini. Pemilihan umum baru saja dilaksanakan pada Sabtu (26/8), di mana Bongo berhasil meraih 64,27 persen suara, mengungguli rivalnya, Albert Ondo Ossa, dengan selisih yang signifikan.
Baca Juga: BWF Izinkan Rusia dan Belarus Ikut Kompetisi dengan Status Netral
Kudeta ini menciptakan gegar politik di negara tersebut dan menggoyahkan fondasi kekuasaan yang telah dibangun oleh keluarga Bongo selama lebih dari setengah abad. Omar Bongo telah memerintah Gabon selama 41 tahun sejak tahun 1967, dan setelah kematiannya pada 2009, Ali Bongo meneruskan tampuk kepemimpinan.
Ali Bongo lahir di Kota Brazzaville, Kongo, ketika wilayah tersebut masih berada di bawah pemerintahan kolonial Prancis. Meski awalnya bermimpi menjadi seorang penyanyi funk dan bahkan merilis album pada tahun 1978, nasibnya berubah ketika dia melangkah ke dunia politik di bawah pengaruh sang ayah.
Keluarga Bongo terkenal karena keterlibatannya dalam bisnis minyak, dengan Omar Bongo dikenal sebagai salah satu kleptokrat terkaya di dunia. Ali Bongo sendiri telah menghabiskan waktu sebagai ajudan ayahnya, menjalin hubungan dengan berbagai pihak saat harga minyak melambung.
Meskipun kerap berinteraksi dengan tokoh penting, kritikus menilai bahwa Ali Bongo tidak memiliki kemampuan komunikasi sehebat ayahnya. Kelemahannya dalam berbahasa lokal Gabon menjadi sorotan, mengingat pendidikan tinggi yang pernah ia raih.