Terkadang, istilah Blue Moon juga merujuk pada bulan purnama kedua dalam satu bulan.
Bulan purnama terjadi ketika bulan berada di sisi Bumi yang berlawanan dengan matahari, yang terjadi setiap 29,5 hari.
Secara teknis, posisi bulan ini memiliki garis bujur langit 180 derajat dari matahari.
Orbit bulan miring sekitar lima derajat dari bidang orbit Bumi. Meskipun bulan berada “di belakang” Bumi, tidak setiap kali bulan melewati bayangan Bumi ketika mengorbit Bumi.
Kita hanya melihat gerhana bulan saat bulan melewati bayangan Bumi. Namun, pada kali ini, fenomena tersebut tidak terjadi.
Waktu fase bulan bervariasi sesuai zona waktu dan posisi bulan relatif terhadap Bumi, bukan posisi pengamat di Bumi.
Sementara itu, Fenomena Blue Supermoon terjadi saat bulan purnama bersamaan dengan perigee, di mana bulan berada paling dekat dengan Bumi dalam orbitnya.
Pada saat ini, bulan akan terlihat lebih besar dan terang, walaupun pengamat biasa mungkin tidak merasakannya.
Baca juga : Fenomena Komet Nishimura Menggunakan Kamera Digital di Jepang
Hal ini disebabkan oleh bentuk orbit bulan yang bukan lingkaran sempurna.
Jarak rata-rata Bumi ke bulan adalah 238.855 mil (384.400 kilometer), tetapi kali ini jaraknya akan menjadi 221.942 mil (357.181 kilometer).
NASA menyebutkan bahwa Blue Moon “Supermoon” terlihat sekitar 7% lebih besar dari biasanya.
Itulah beberapa fakta menarik tentang Fenomena Blue Moon yang akan terjadi di akhir Agustus 2023. Semoga informasi ini bermanfaat!