JABAR EKSPRES – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bandung Barat, Iwan Ridwan menyebutkan kebakaran yang melanda TPA Sarimukti imbas dari buruknya pengelolaan persampahan.
Menurutnya, sistem pengelolaan sampah di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat bahkan sudah melenceng jauh dari yang direncanakan sebelumnya, yakni terkait sanitary landfill.
“Pemerintah saat itu menjanjikan sistem pengelolaan dengan menimbun sampah dengan tanah pada setiap ketinggian atau sanitary landfill. Malah di lapisan bawahnya dipasang pipa untuk mengumpulkan lindi dan gas metan yang terbentuk akibat proses penguraian sampah,” kata Iwan, Minggu (27/8/2023).
Ia menerangkan, TPA Sarimukti mulai beroperasi pada Mei 2006 sebagai pengganti TPA Leuwigajah yang mengalami longsor pada 25 Februari 2005.
Sistem pengelolaan sampah yang ditawarkan pemerintah kala itu dinilai aman sehingga warga tidak keberatan jika Sarimukti dijadikan TPA.
“Malah pemerintah juga menyebutkan bahwa Sarimukti tidak hanya sekadar dijadikan tempat pembuangan akhir sampah, tapi sebagai tempat pengolahan kompos (TPK). Namun dalam perjalanannya proses kompos tidak berlanjut sampai sekarang,” tuturnya.
Ia menambahkan, tiga tahun lalu Komisi III DPRD KBB sudah mengeluarkan rekomendasi penutupan TPA Sarimukti. Penutupan itu sebagai upaya mencegah kejadian buruk jika pengelolaan TPA masih dilakukan seperti sekarang.
“Dan terbukti sekarang, TPA Sarimukti mengalami kebakaran yang sulit dipadamkan,” ucapnya.
Pihaknya sudah pernah mengingatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar selaku pengelola TPA Sarimukti. Terlebih ketinggian tumpukan sampah sudah ada yang sudah mencapai 50 meter.
“Namun jawabannya miris, DLH Jabar mengaku tidak memiliki anggaran untuk mengelola TPA Sarimukti sesuai dengan perencaan awal. Ternyata, persoalan anggaran juga dialami DLH KBB. Ironis sekali anggaran penanganan sampah minim, DLH seolah dianaktrirakan,” katanya.
Padahal persoalan sampah itu merupakan sesuatu yang vital, seperti terjadi sekarang sampah tertahan mengakibatkan terjadi lautan sampah dimana-mana,” tambahnya.
Ia menyarankan, jika pengelolaan sampah di TPA Sarimukti tetap tidak mengalami perbaikan lebih baik ditutup saja. Pasalnya, sampah yang tidak dikelola dengan baik berpotensi akan menjadi bom waktu yang bisa meledak suatu waktu.
“Dari dulu saya menyuarakan penutupan TPA Sarimukti karena melihat pengelolaannya yang buruk akibat menyalahi kaidah,” tandasnya. (Mg5