Dengan itu, penggunaan kertas berkurang dan surat pun terarsipkan dengan sistem yang saling terintegrasi. Sistem ini bisa diakses oleh Perangkat Daerah (PD) melalui website dan aplikasi mobile.
“Saat ini 83 persen PD/Biro telah menggunakan SIDEBAR. 500 ribu lebih naskah didistribusikan secara elektronik melalui SIDEBAR. Bisa hemat biaya dan penggunaan kertas sampai 261 juta lembar,” ujarnya.
*Dukung kebijakan berbasis data lewat Ekosistem Data Jabar (EDJ)*
Pada 2019, JDS dengan Bidang Statistik Diskominfo membangun Ekosistem Data Jabar (EDJ) yang selaras dengan yang kerap disampaikan Ridwan Kamil yaitu, ‘Good Data, Good Decisions’.
Hal itu dilakukan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Sehingga, keputusan yang diambil lebih terukur dan menjadi dasar pembangunan yang berkelanjutan.
Kehadiran EDJ juga membenahi transparansi maupun akuntabilitas pemerintahan serta mengakomodir kebutuhan masyarakat terhadap data yang mutakhir dan akurat. Masyarakat bisamengakses data data dalam ragam bentuk seperti di dataset, infografis, artikel, dan data geospasial.
“Kini, tersedia 14.036 dataset, 65 visualisasi, 71 infografis, 14 artikel, dan 125 dataset geospasial. Akses website EDJ dan nikmati kemudahan akses data di data.jabarprov.go.id/.,” kata Juwanda.
*Kurangi Desa Blank Spot Hingga Hadirkan Teknologi IoT untuk Para Petani melalui Desa Digital*
Lebih lanjut, Juwanda menjelaskan, desa di Jawa Barat berjumlah 5.312. Jumlah itu menandakan bahwa membangun Jawa Barat sama dengan membangun dari desa-desanya.
Pembangunan itu diakselerasi dengan program Desa Digital guna meringankan pekerjaan warga. Sehingga, kesenjangan digital antara desa dengan kota bisa terjawab.
“1.192 infrastruktur internet seperti Very Small Aperture Terminal (VSAT), Radio Link, dan fiber optic telah dibangun di desa-desa. Jadi, 93 persen desa di Jawa Barat bisa mengakses internet,” jelasnya.
Dengan program itu, petani dan pembudidaya ikan selama 3 sampai 4 bulan di diberikan pelatihan dan subsidi sewa alat teknologi pertanian dan perikanan berbasis internet of things (IoT).
Di desa digital pertanian, tata-rata hasil panen dan keuntungan pun meningkat sebesar 55,3 persen dan sebesar 31,1 persen. Hasil itu karena ada 22 desa diberikan alat pengairan dan pemupukan otomatis yang bisa dioperasikan melalui gawai serta alat portable pembaca kondisi tanah dari Habibi Garden.