Heboh Isu Kampanye LGBT Masuk ITB, Ini Fakta Sesungguhnya

JABAR EKSPRES – Media sosial sedang dibuat heboh dengan adanya isu kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang jadi ajang kampanye LGBT.

Hal ini mencuat setelah ada unggahan dari seorang Natizen di akun Instagram @Alinnerosida, yang menyebutkan adanya dugaan kampanye LGBT di ITB saat kegiatan PMB berlangsung.

Dugaan tersebut didasarkan pada sebuah kuesioner di google form yang disebarkan oleh salah satu sponsor, dimana didalamnya disebutkan ada empat pilihan gender atau jenis kelamin, yakni pria, wanita, non biner dan lainnya.

Selain itu juga adanya sebuah acara yang disebut Orasi Pelangi yang dituliskan dalam rundown kegiatan PMB tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengingat istilah pelangi dikenal sebagai simbol dari LGBT.

Baca juga : Selain Rusia dengan UU Larangan Operasi Ganti Kelamin, ini Negara-Negara yang Punya Aturan Ketat menentang LGBT

Isu LGBT yang sudah masuk ke kampus tersebut langsung mendapat banyak tanggapan dari netizen, banyak yang menyayangkan kejadian tersebut, namun ada juga yang meyakini bahwa isu tersebut hoax. Terutama netizen dari mahasiswa ITB atau dari Alumni ITB.

Tak ingin isu tersebut terus berkembang dan membuat kegaduhan publik, pihak Rektorat ITB langsung menggelar konferensi pers untuk memberikan klarifikasi.

Melalui Direktur Kemahasiswaan ITB Prasetyo G. Adhitama, ITB menepis isu adanya dugaan kampanye LGBT dalam kegiatan Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024.

Prasetyo secara tegas menjelaskan bahwa kuesioner yang menyebar dikalangan mahasiswa tersebut bukan dari ITB melainkan dibuat oleh pihak ketiga, yakni tentang penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

Baca juga :  Cara Islam Mengobati Orang yang Ingin Sembuh dari LGBT

“Tentang kuisioner bahwa acara sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS) itu oleh Satgas ITB. Untuk angket sendiri, Satgas sebenarnya punya yang disebarkan dan diisi oleh secara luas oleh mahasiswa dan itu yang sebenarnya,” kata Prasetyo dalam keterangan resminya di Gedung Rektorat ITB, Selasa (22/8).

Lebih lanjut Prasetyo menyebut, kuesioner yang dibuat oleh pihak ketiga tersebut sudah diminta untuk ditutup segera, agar tidak semakin membuah gaduh di masyarakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan