JABAR EKSPRES – Dalam peristiwa yang mengguncang Ukraina, Koordinator Kemanusiaan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Ukraina, Denise Brown, mengutuk aksi serangan rudal yang dilancarkan oleh Rusia dan mengenai kota Chernihiv pada hari Sabtu (19/8) waktu setempat. Serangan tersebut terjadi pada pagi hari saat orang-orang tengah beraktivitas di alun-alun utama kota, serta saat beberapa di antaranya sedang menuju gereja untuk merayakan hari raya keagamaan.
“Sangat keji menyerang alun-alun utama di kota besar di pagi hari, saat orang-orang sedang berjalan-jalan dan sebagian menuju gereja untuk merayakan hari keagamaan yang penting bagi banyak warga Ukraina,” ujar Denise Brown seperti yang dilaporkan oleh AFP pada hari yang sama.
Baca Juga: 103 Tahun Hari Kemerdekaan Afghanistan, Ini Sejarah Perjuangannya!
Brown juga mengecam serangkaian serangan yang telah dilakukan oleh Rusia di daerah berpenduduk di Ukraina. “Aksi serangan terhadap warga sipil atau target sipil adalah pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional,” tambahnya.
Pada hari serangan terjadi, merupakan hari raya Transfigurasi bagi umat Kristen Ortodoks. Banyak warga Chernihiv yang sedang menghadiri ibadah gereja pagi sebelum serangan menghantam.
Serangan rudal sebelumnya telah menyasar pusat kota bersejarah Chernihiv. Dampaknya cukup mengerikan, dengan setidaknya tujuh orang dilaporkan tewas dan 117 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan ini.
Baca Juga: Dubes Ukraina Minta Indonesia Serius Tanggapi Krisis
Menurut laporan Reuters, di antara korban tewas terdapat seorang anak berusia enam tahun. Sementara itu, 12 korban yang terluka termasuk anak-anak.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menggambarkan serangan ini dalam sebuah unggahan di akun Telegram-nya, “Rudal Rusia menghantam pusat kota Chernihiv. Di sana terdapat alun-alun, universitas, dan bioskop.”
Video pendek yang disertakan dalam unggahan tersebut menunjukkan puing-puing berserakan di sekitar alun-alun, dan mobil-mobil yang mengalami kerusakan parah.
Chernihiv dikenal sebagai kota yang memiliki jalan-jalan yang rindang serta gereja-gereja kuno yang memiliki nilai sejarah.
Iryna (24), seorang saksi mata ledakan, menggambarkan momen mengerikan tersebut, “Ada asap, jeritan, orang-orang berlarian, menangis, dan suara-suara erangan,” ujarnya seperti yang dikutip dari AFP.