JABAR EKSPRES – Perusahaan teknologi asal Belgia, Veos, telah merilis terobosan baru yang mengejutkan dunia, yakni mengubah darah babi menjadi air minum.
Mereka tengah berusaha mengembangkan teknologi instalasi pengolahan air yang memiliki kemampuan mengubah darah babi menjadi air minum yang aman dan layak dikonsumsi oleh manusia.
Veos, yang pada awalnya dikenal sebagai produsen protein hewani untuk industri makanan, berada di garis depan inovasi dalam bidang pengolahan air.
Dengan investasi sebesar 2 juta Euro yang baru-baru ini diinjeksikan, perusahaan ini berhasil mengembangkan instalasi pemurnian air canggih yang mengguncang paradigma konvensional.
BACA JUGA: Google Doodle Rayakan Astronom Turki Nuzhet Gokdogan, Sosok Perempuan yang Sangat Inspiratif!
Selama ini, dalam proses produksinya, Veos memanfaatkan darah hewan, terutama darah babi, untuk menghasilkan protein berkualitas tinggi seperti kolagen.
Namun, metode sterilisasi yang mereka gunakan memerlukan jumlah air tanah yang besar, menjadi sebuah masalah lingkungan yang mengkhawatirkan.
Dengan teknologi terbaru mereka, Veos mampu mengatasi tantangan ini. Mereka telah mengembangkan instalasi pemurnian air yang sangat canggih, yang mampu menjalani proses transformasi darah babi menjadi air minum layak konsumsi.
Ini bukan saja merupakan langkah revolusioner dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam menyediakan sumber air bersih yang lebih aman dan berkelanjutan.
BACA JUGA: Teleskop Hubble Berhasil Menangkap Fenomena Indah di Ruang Angkasa, Sayap Malaikat
“Untuk memperkuat ambisi berkelanjutan kami dan menjaga air tanah pada level yang tepat, kami mulai mencari alternatif,” kata co-CEO Veos Robert Slee, seraya menambahkan bahwa pabrik pengolahan yang besar dapat menyediakan 150.000 liter air minum per hari, dikutip oleh JabarEkspres.com dari Disway.id.
“Selama proses itu, uap air dilepaskan dari darah. Kami membiarkannya mengembun sampai menjadi air lagi. Air itu sekarang akan dimurnikan berkat instalasi pengolahan air yang baru sehingga dapat digunakan dalam proses produksi,” lanjutnya.
Dengan demikian, penggunaan air tanah yang sebelumnya mencapai angka tertentu, berhasil dikurangi hingga 40 persen.
BACA JUGA: Plot Twist! Bukan Merah atau Kuning, Ternyata Warna Matahari Adalah Hijau