JABAR EKSPRES – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memberikan tanggapan terkait subsidi tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Menurutnya, hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai subsidi tiket untuk modal transportasi tersebut.
Saat ini, pemerintah masih terfokus pada penyelesaian proyek KCJB.
Lihat juga : Kelompok Kriminal di Haiti Bikin Ribuan Warga Mengungsi karena Kekerasan Mereka
“Kami masih fokus pada penyelesaian proyek ini. Oleh karena itu, masalah seperti subsidi tarif belum dibahas,” ujarnya secara singkat dalam konferensi Pers ‘Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024’ di Direktorat Jenderal Pajak pada Rabu (16/8).
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menyatakan bahwa transportasi publik, termasuk KCJB, harus mendapatkan subsidi. Subsidi ini di perlukan untuk mendorong masyarakat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik.
“Semua bentuk transportasi seperti kereta bandara, TransJakarta, KRL, kereta api, LRT, MRT, dan kereta cepat harus memiliki subsidi,” ujar Jokowi di Stasiun Dukuh Atas setelah mencoba LRT Jabodebek pada Kamis (10/8).
Meskipun demikian, ia tidak merinci besaran subsidi tarif yang akan di berikan untuk kereta cepat, termasuk LRT.
“Penting untuk di ingat bahwa urusan subsidi ini adalah tanggung jawab Menteri Perhubungan. Tidak mungkin presiden akan menghitung detail subsidi seperti itu,” sambungnya.
Lihat : Kemenkes Ambil Langkah Tegas Terhadap 3 Rumah Sakit Termasuk RSCM Terkait Kasus Bullying Dokter
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, mengindikasikan bahwa harga tiket KCJB kemungkinan tidak akan melebihi Rp250 ribu sekali jalan. Ini merupakan permintaan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Dari Kemenhub minta kalau bisa di bawah Rp250 ribu,” katanya di Stasiun KCIC Halim, Jakarta Timur, Kamis (22/6).