JABAR EKSPRES – Di Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, kelompok kriminal telah melakukan tindakan brutal yang mengakibatkan ribuan warga terpaksa harus mengungsi.
Melansir dari AFP pada Rabu (18/8/2023), orang-orang tersebut melarikan diri dengan menggunakan mobil, sepeda motor, atau berjalan kaki dari daerah setempat yang telah di kuasai oleh kelompok kriminal.
Departemen Perlindungan Sipil Haiti memperkirakan bahwa sekitar 3.120 orang telah melarikan diri dari distrik Carrefour-Feuilles, yang terletak di selatan Port-au-Prince, pada Selasa (15/8) waktu setempat. Pejabat lokal memperkirakan jumlah pengungsi kemungkinan akan terus bertambah.
Lihat juga : Kemenkes Ambil Langkah Tegas Terhadap 3 Rumah Sakit Termasuk RSCM Terkait Kasus Bullying Dokter
Seorang warga distrik Carrefour-Feuilles bernama Elie Derisca menggambarkan situasi sulit yang di alami oleh penduduk.
“Situasi kami sangat sulit,” katanya saat mengutip detik.
“Saya bahkan tidak tahu harus pergi ke mana. Saya terpaksa meninggalkan rumah saya.” Sambungnya.
Distrik tersebut sering kali menjadi sasaran serangan dari kelompok kriminal yang di pimpin oleh Renel Destina, yang juga di kenal sebagai Ti Lapli.
Renel Destina saat ini sedang di buru oleh pihak berwenang Amerika Serikat karena terlibat dalam penculikan beberapa warga negara Amerika.
Derisca menyebutkan bahwa para penjahat telah merampok dan membakar rumah-rumah warga di distrik tersebut, dan bahkan menyebabkan beberapa korban jiwa.
Otoritas Haiti mengonfirmasi bahwa rumah-rumah di distrik tersebut telah di bakar dan ada korban jiwa, namun rincian lebih lanjut tidak di jelaskan.
Distrik Carrefour-Feuilles pada Selasa (15/8) tampak dalam kekacauan.
Beberapa penduduk terlihat membawa barang bawaan di atas kepala mereka, sementara yang lain menempatkan barang-barang seperti kasur dan perabotan di atas atap mobil.
Kelompok kriminal di ketahui telah menguasai sekitar 80 persen wilayah Port-au-Prince.
Dengan ancaman penculikan, pemerkosaan, perampokan, dan pembunuhan yang terjadi setiap hari.
Beberapa orang lainnya, seperti yang terlihat melalui postingan media sosial. Mencari perlindungan di lapangan umum dan di dalam sekolah-sekolah yang di anggap lebih aman.
Warga setempat yang terjebak di distrik yang di kuasai oleh kelompok kriminal menggelar demonstrasi pada Senin (14/8) untuk memprotes krisis keamanan, hal ini berdampak pada ribuan warga Haiti yang akhirnya harus mengungsi.