Tekan Stunting di Cinere Depok, Warga Gandul Diberi Pelatihan

JABAR EKSPRES – Tekan angka stunting, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’, gelar sosialisasi dan bakti kemasyarakat dengan memberikan bantuan, dan pembelajaran agar bisa mengatasi stating di Kelurahan Gndul, Kecamatan Cinere, Depok, Jawa Barat.

Ketua tim kegiata, Andri Pramesyanti Pramono mengatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah stunting yang terjadi di kelurahan Gandul, Kecamatan Cinere. Selain itu, lanjutnya kegiatan itu juga bertujuan untuk menurunkan angka stunting pada balita yang berjumlah 19 anak, dengan memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu dengan anak stunting tersebut.

Anggi Pramestyanti mengatakan sasaran jangka pendek yang diharapkan adalah meningkatan ilmu pengetahuan ibu tentang pembuatan makanan tambahan dan kandungan gizi yang cukup yang dapat dibuat sendiri di rumah.

BACA JUGA: Jadi Faktor Penentu, Generasi Muda Sebagai Pemutus Stunting di Indonesia

“Selain itu juga diharapkan mampu mengatasi kebosanan anak dalam menu makanan dan belajar resep sederhana untuk makanan MPASI Balita yang bergizi, seperti mengganti nasi dengan macaroni ataupun kentang,” kata Andri kepada JabarEkspres.com pada Selasa, 14 Agustus 2023.

Sementara itu, tujuan jangka panjangnya diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Kelurahan Gandul Depok , serta tumbuh kesadaran dari para ibu dengan balita stunting, untuk mempelajari variasi makanan dan menerapkannya sehari-hari.

BACA JUGA: Inilah Cara Inovatif Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor Edukasi Stunting!

“Untuk kedepannya, kegiatan ini masih akan terus berlangsung dengan memberikan makanan sehat MPASI untuk balita dalam bentuk makanan jadi yang sudah divakum secara berkala, sembari juga memberikan resepnya yang dapat ditonton di channel youtube. Sehingga ibu bisa mengenali makanan apa yang disukai oleh anak-anak mereka , dan dapat membuatnya sendiri,” ujar Andri.

Menurutnya, ada beberapa ibu yang malu untuk datang ke acara , karena stigma anak stunting yang diberikan oleh kader kesehatan membuat mereka malu terhadap masyarakat sekitar. Di dalam acara diskusi ditekankan bahwa stunting itu bukan penyakit yang tidak bisa diobati, jadi jangan merasa malu untuk bertanya dan berbagi pengalaman.

“Karena dengan berdiskusi dan belajar seorang bisa lebih mengerti permasalahan yg dihadapinya, terutama untuk mengatasi anak jika ada gerakan tutup mulut dan tidak mau makan,” pungkas Andri. (Mg10)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan