Peneliti Tengah Mengejar Ketersediaan Air di Kutub Bulan, Bisakah Dikonsumsi oleh Astronot?

Baca juga : Berapa Lama El Nino 2023 Terjadi di Indonesia?

“Beberapa dinding kawah sangat curam dan harus di hindari. Selain itu, bayangan dapat membuat dinding kawah terlihat lebih curam dan dasar kawah terlihat lebih dalam daripada sebenarnya,” ungkapnya.

Namun, Kring menambahkan bahwa kawah memiliki arti penting di permukaan Bulan.

“Proses pembentukan kawah membawa material dari kedalaman ke permukaan, di mana astronot dapat mengaksesnya,” tambahnya.

Ilmuwan planet di SETI Institute dan Mars Institute, Pascal Lee, juga mengungkapkan sebaran es dengan kandungan hidrogen yang tinggi dan tidak merata di Permukaan Sisi Gelap (PSR) Bulan.

“Beberapa PSR tampaknya memiliki sedikit kandungan hidrogen di dalamnya,” ujar Lee.

“Namun, ada juga daerah yang terkena sinar matahari yang masih menunjukkan tanda-tanda hidrogen di beberapa meter di atas regolit, yang merupakan lapisan atas Bulan terdiri dari debu, pecahan batu, dan material lainnya.” sambungnya.

Terkait hal ini, Lee menyebut bahwa masih terlalu awal untuk menganggap es di kutub Bulan sebagai sumber air bagi astronot, mengingat rumitnya masalah hak eksplorasi dan hukum luar angkasa.

Menurutnya, sumber daya baru di kutub Bulan hanya akan bermanfaat jika ekstraksi di lokasi tersebut lebih murah dan memiliki risiko yang lebih rendah di bandingkan dengan mengimpor dari tempat lain.

Lee juga menyatakan bahwa Starship SpaceX memiliki kapabilitas untuk membawa lebih dari 100 metrik ton air bersih yang sudah diproses dan siap di gunakan ke mana saja di Bulan dalam satu misi tunggal.

Baca juga : Gurun Atacama Chile Dianggap sebagai Tempat Terpanas di Bumi

“Anda akan memiliki semacam menara air di Bulan, dengan keran di bagian bawahnya, tepat di lokasi yang Anda butuhkan. Biayanya mungkin berkisar antara 10 hingga beberapa juta dolar,” kata Lee.

Meskipun demikian, proses ekstraksi 100 metrik ton air bersih dari kutub Bulan masih belum jelas kapan dapat terwujud. Biaya yang terlibat dalam proses ini mungkin juga lebih tinggi daripada mengirimkan air dari Bumi.

“Saya optimis mengenai masa depan eksplorasi Bulan, tetapi dengan jujur, saya pikir ini masih membutuhkan waktu yang sangat lama, jika memang terjadi. Sumber air terbesar yang tersedia masih berasal dari Bumi,” pungkas Lee.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan