JABAR EKSPRES- Seorang remaja yang berusia 15 tahun dengan inisial AR ditemukan tewas dengan cara gantung diri di sebuah apartemen yang terletak di daerah Cakung, Jakarta Timur, pada hari Ahad (6/8) yang lalu.
Informasi yang diperoleh dari keluarga korban mengungkapkan bahwa AR telah beberapa kali berusaha untuk melakukan tindakan bunuh diri sebelumnya.
Menurut Kapolsek Cakung, Komisaris Polisi Syarifah Chaira, “Mayat seorang laki-laki ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri.” Beliau memberikan keterangan kepada media pada hari Senin (7/8).
BACA JUGA : Gadis Remaja Dianiaya Gara-Gara Cemburu di Sukabumi, Kepala Sampai Dilindas Motor
Cerita ini bermula saat ayah korban mencoba menghubungi AR dan mengetuk pintu kamar anaknya untuk meminta tolong dalam menyalakan kompor.
Namun, tidak ada jawaban yang datang dari dalam kamar. Ketidakmunculan respon tersebut membuat ayah korban menjadi curiga, sehingga dia memutuskan untuk membuka pintu kamar tersebut.
“Setelah berhasil membuka pintu kamar, adik korban dan ayahnya menemukan AR sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri, dengan tali yang menggantung di sekitar lehernya dan tubuhnya tergantung pada lantai kamar,” jelas Syarifah.
Selanjutnya, Syarifah mengungkapkan bahwa keluarga korban segera melaporkan insiden ini kepada pihak kepolisian. Setelah dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), penyidik tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan sebuah gambar yang diduga dibuat oleh korban sebelum mengambil langkah tragis untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
“Dari hasil olah TKP, tidak ada tanda-tanda kekerasan baik oleh benda tajam maupun benda tumpul pada tubuh korban. Di TKP juga ditemukan selembar kertas dengan gambaran yang diyakini dibuat oleh korban sebelum tindakan bunuh diri dilakukan,” ungkap Syarifah.
BACA JUGA :
Klakson Telolet Basuri Dilarang Berbunyi di Tangerang
Dalam penjelasan lebih lanjut, Syarifah menyatakan bahwa keluarga korban telah mengakui bahwa AR telah mencoba melakukan tindakan bunuh diri sebelumnya, tetapi usaha tersebut berhasil dihentikan. Selain itu, keluarga juga mengungkapkan bahwa korban sering melakukan perilaku aneh.
Contohnya, AR sering berangkat sekolah pada pukul 5 pagi dan menyambut teman-temannya serta guru-gurunya ketika tiba di sekolah, bahkan sebelum gerbang sekolah dibuka.