100 Orang Tewas dalam Bom Bunuh Diri di Masjid Kompleks Polisi, Peshawar, Pakistan

JABAR EKSPRES – Total korban tewas akibat serangan bom bunuh diri yang menerjang sebuah masjid di kompleks polisi, Peshawar, pada Senin pekan ini telah mencapai angka yang tragis, yaitu 100 orang. Dalam insiden memilukan itu, sebagian besar korban tewas adalah aparat kepolisian. Serangan terjadi saat sekitar 400 personel kepolisian tengah melaksanakan salat ashar.

Melansir dari berbagai sumber kepala Kepolisian Peshawar, Ijaz Khan, memberikan pernyataan kepada AFP pada Selasa (31/1), mengungkapkan bahwa aparat kepolisian menjadi sasaran karena berada di garis depan dalam menghadapi kelompok militan. Pelaku berusaha melemahkan semangat kepolisian sebagai kekuatan penegak hukum.

Polisi menduga bahwa pelaku bom bunuh diri menggunakan sekitar 12 kilogram bahan peledak. Selain korban tewas, serangan tersebut juga menyebabkan 217 orang mengalami luka-luka.

Baca Juga: Pimpinan Kudeta Niger Lakukan Kunjungan ke Mali, Aliansi Barat Makin Ketar-Ketir?

Salah seorang petugas polisi yang selamat dari ledakan, Nasarullah Khan, mengungkapkan momen mengerikan yang dialaminya. Ia menyaksikan “semburan api yang sangat besar” sebelum akhirnya dikelilingi oleh gumpalan debu hitam. Khan mengalami patah kaki dan terjebak di bawah reruntuhan selama tiga jam lamanya.

“Puing-puing atap runtuh, dan aku berada di celah antara langit-langit dan dinding yang menyelamatkan hidupku,” ujarnya seperti yang dilaporkan oleh CNN.

Hingga saat ini, pelaku serangan masih menjadi misteri. Awalnya, petinggi kelompok militan Taliban Pakistan atau Tehreek-e-Taliban (TTP), Sarbakaf Mohmand dan Omar Mukaram Khurasani, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyatakan bahwa bom bunuh diri merupakan balas dendam atas kematian pentolan TTP, Khalid Khorasani, tahun sebelumnya.

Baca Juga: Hari Semangka Nasional di Amerika Serikat, Si Merah Segar dan Nikmat

Namun, juru bicara TTP, Muhammad Khorasani, segera menyangkal keterlibatan kelompoknya dalam serangan terhadap masjid tersebut. Dalam sebuah pernyataan, dia menyatakan, “Kami ingin menegaskan bahwa Tehreek-e-Taliban Pakistan tidak terkait dengan insiden ini. Menurut undang-undang dan konstitusi kami, tindakan kekerasan di masjid, madrasah, tempat pemakaman, dan tempat suci lainnya adalah pelanggaran.”

Otoritas Pakistan masih melakukan penyelidikan menyeluruh terkait insiden ini. Kepala Staf Militer Pakistan, Jenderal Asim Munir, dengan tegas mengutuk serangan itu dan menegaskan bahwa para pelaku akan diadili sesuai hukum yang berlaku.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan