Ribuan Peserta Siap Ikuti MTQ ke-48 Tingkat Kota Bandung, Berikut Lokasinya!

JABAR EKSPRES – Masjid Agung Al Ukhuwah dipadati oleh peserta kafilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dari 30 kecamatan di seluruh Kota Bandung pada Sabtu. 22 Juli 2023 pagi. Acara tersebut merupakan rangkaian MTQ ke-48 tingkat Kota Bandung, yang akan berlangsung selama 22 hingga 27 Juli 2023. Sebanyak 1.380 peserta siap bersaing dalam ajang tersebut.

Ketua Umum LPTQ Kota Bandung, Asep Cucu Cahyadi, menjelaskan bahwa kegiatan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) dapat menjadi sarana evaluasi dalam mengukur kemajuan pendidikan agama dan pemahaman terhadap Al Qur’an di Kota Bandung.

Baca juga: Viral! WNI di Malaysia Minta Dipulangkan, Inilah Penyebabnya

“Semoga kita bisa kembali mengirimkan delegasi terbaik untuk berangkat ke MTQ tingkat provinsi yang diselenggarakan di Kabupaten Bekasi tahun depan dan meraih juara lagi untuk ke-10 kalinya,” ujarnya seperti dikutip JabarEkspres.com dari bandung.go.id pada Sabtu, 22 Juli 2023.

Lokasi yang akan digunakan untuk MTQ kali ini berjumlah enam tempat, termasuk Masjid Agung Al Ukhuwah, SMKN 1 Bandung, Aula KPKB, Masjid At Taqwa Kebon Sirih, Aula Kelurahan Babakan Ciamis, dan Aula Sekretariat LPRI Kota Bandung.

Ada 7 Cabang dan 24 golongan yang dilombakan pada MTQ ke-48 tingkat Kota Bandung, yakni:
1. Cabang tilawah Al Qur’an terdiri dari 9 golongan.
2. Cabang hafalan Al Qur’an terdiri dari 5 golongan
3. Cabang tafsir Al Qur’an terdiri dari 3 golongan
4. Cabang fahmil Al Qur’an terdiri dari 1 golongan
5. Cabang sahril Al Qur’an terdiri dari 1 golongan
6. Cabang seni kaligrafi terdiri dari 4 golongan
7. Cabang karya tulis ilmiah Al Qur’an terdiri dari 1 golongan.

“Pada pembukaan MTQ ke-48 ini, Cibeunying Kaler menurunkan personil defile kafilah terbanyak yakni 100 orang yang ikut meramaikan pembukaan,” pungkasnya.

Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama introspeksi diri. Ia mendorong agar masyarakat menjalani kehidupan sesuai dengan keyakinan masing-masing, terutama sebagai umat Islam, di mana mereka harus berupaya menjaga keharmonisan dan tidak menekankan perbedaan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan